Blog yang berisikan informasi seputar kesehatan dan dunia kedokteran .

Breaking

Monday, 26 August 2019

Perkembangan bahasa anak

Blog Dokter Sobri

Perkembangan bahasa anak

Dasar  dari  kemampuan  berbicara  daberbahasa dimulai  di  dalam  uterus, berupa pertumbuhan struktur anatomi dan proses fisiologis yang selanjutnya akan mendukung kemampuan sensorik, motorik, atensi, memori, dan belajar. Adanya gangguan dalam perkembangan fetus prenatal mulai dari abnormalitas genetik, defisiensi nutrisi, sampai dengan toksin lingkungan dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan bicara atau bahasa. Sebelum akhir periode prenatal, fetus memiliki kemampuan untuk mendengar suara walaupun tidak sempurna. Pada masa tersebut janin dalam kandungan telah dapat memberikan respons terhadap suara yang ada di sekitarnya, tetapi reaksi janin masih bersifat refleks.
Setelah lahir, bayi menunjukkan atensi spesial terhadap wajah dan suara manusia. Dari sinilah proses belajar bicara terjadi. Adanya ketertarikan pada orang lain ini menunjukkan mulainya tahapan pembentukan hubungan  dengan pengasuhnya  yang membentuk rangka perkembangan kemampuan bayi untuk mengantisipasi, menginisiasi, serta berpartisipasi di rutinitas sosial. Pengalaman dan kemampuan sosial yang terbentuk selama bulan-bulan awal kehidupan merupakan suatu prekursor penting dalam kemampuan bahasa pragmatik di mana bayi belajar untuk turut serta dalam interaksi timbal balik dan untuk menyampaikan intensi komunikatifnya melalui aksi nonlingual berupa gestur dan bentuk bahasa seperti kata-kata awal. Pada bulan-bulan pertama inilah bayi menunjukkan perkembangan kemampuannya dalam mengenali pola bicara yang semakin rinci, dan menghubungkan kata-kata yang diucapkan dengan artinya. Selain itu, pada masa ini, bayi juga mulai menggunakan mekanisme oralnya untuk menghasilkan suara seperti cooing atau squealing, seiring dengan perkembangan kontrol otot dan gerakannya. Dengan demikian, mereka mampu menghasilkan kombinasi suara dan suku kata yang semakin konsisten seperti bicara (babbling) untuk mengartikulasikan kata- kata yang dapat dikenali. Perkembangan kemampuan bicara ini berkaitan erat dengan perkembangan auditorik yang proses maturasinya terjadi bersamaan, dan perkembangan auditorik berhubungan dengan perkembangan otak. Neuron di bagian korteks mengalami proses pematangan dalam waktu 3 tahun pertama kehidupan, dan perkembangan otak terjadi sangat cepat dalam 12 bulan pertama kehidupan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak mulai dapat mengenali pola bicara yang terjadi di lingkungannya dalam satu tahun pertama kehidupan. Kebanyakan anak usia 12-18 bulan menunjukkan bahwa mereka mampu memahami beberapa kata tanpa bantuan gestur atau isyarat. Selain itu, pada usia ini mereka juga mampu menghasilkan beberapa kata yang dapat dimengerti, menunjukkan bahwa mereka sudah mempunyai kemampuan dalam berbahasa dan berbicara. Kemampuan berbicara anak kemudian akan berkembang secara sistematik dalam beberapa tahun kemudian, di mana mereka mulai belajar untuk membunyikan konsonan mudah (m”,d,n) dan lanjut ke konsonan yang lebih sulit (s,th”,sh) serta kluster konsonan (bl”,tr,st). Bahasa repetitif, bahasa ekspresif, dan kemampuan berbicara akan berkembang secara cepat pada masa pre-sekolah di mana anak belajar untuk memahami dan mengatakan berbagai kata serta susunan kata yang tepat serta memungkinkan mereka untuk memahami dan membentuk suatu kombinasi kata dalam frase atau kalimat yang dapat diterima. Kemampuan berbahasa dan berbicara ini memungkinkan anak untuk dapat berkomunikasi secara aktif dalam kehidupan sehari-hari.
Kemampuan berbahasa dan berbicara pada anak berhubungan pada nilai dan ekspektasi budaya, komunitas, dan  keluarganya. Selain itu, bahasa  yang disampaikan ke anak juga mempengaruhi kemampuan berbahasanya dan beberapa aspek bahasa berkaitan dengan kondisi sosioekonomi dan pendidikan orang tua.
Tabel 3.1 Tahapan perkembangan bicara
Usia
Kemampuan
Neonatus
Menangis (reflex vocalization)
Mengeluarkan suara mendengkur seperti burung (cooing)
Suara seperti berkumur (gurgles)
2-3 bulan
Tertawa dan mengoceh tanpa arti (babbling)
4-6 bulan
Mengeluarkan suara kombinasi huruf vocal dan konsonan
Suara berupa ocehan bermakna (lalling)
7-11 bulan
Dapat mengabungkan kata/suku kata tanpa arti, Bahasa asing
Meniru suara sendiri (echolalia)
Memahami arti kata “tidak” dan mengucapkan salam
Perhatian pada nyanyian atau music
Dapat mengekspresikan “bye-bye” berupa lambaian tangan
12-18 bulan
Menggabungkan kata atau kalimat pendek
Mengucapkan kata pertama dengan arti (true speech)
Mengerti instruksi sederhana, bagian tubuh dan nama mainan
Mengucapkan 6-10 kata
24-36 bulan
Menggabungkan kata, menunjuk 1-2 gambar
Menunjuk 6 bagian tubuh
Mengikut instruksi yang lebih rumit (two-step command)
Setengah dari perkataannya sudah dapat dimengerti
3-4 tahun
Mengerti kata-kata sifat mengucapkan 5 kata
Seluruh perkataan sudah dapat dimengerti

Perkembangan kemampuan bicara dan bahasa terjadi bersamaan dengan perkembangan organ auditorik. Adapun tahapan perkembangan bicara terangkum dalam tabel 1. Perkembangan bicara dan bahasa sudah dimulai sejak masa kandungan, yaitu perkembangan struktur anatomi dan fungsi, yang akan mendukung sensorik, motorik, atensi, memori, dan kemampuan belajar. Adapun faktor genetik, nutrisi, dan lingkungan dalam proses perkembangan tersebut (misalnya adalah defisiensi nutrisi dan toksin dari lingkungan dapat menyebabkan gangguan dalam perkembangan bicara dan bahasa). Setelah lahir, bayi menunjukkan atensi terhadap wajah dan suara manusia yang merupakan penanda dimulainya pembentukan hubungan dengan pengasuhnya untuk mengantisipasi, menginisiasi, dan berpartisipasi dalam rutinitas sosial. Pada bulan-bulan pertama, bayi mulai menggunakan mekanisme oralnya untuk menghasilkan suara seperti burung (cooing) sesuai dengan perkembangan kontrol dan pergerakan ototnya. Seiring berjalannya waktu, bayi mulai menghasilkan kombinasi suku kata (babbling) untuk mengartikulasikan  kata yang sudah  dapat  dikenali.  Pada tahun pertama kehidupan, anak cenderung mengenali kata-kata yang sering diucapkan oleh daerah sekitarnya. Selanjutnya, perkembangan huruf konsonan dimulai dari yang mudah ke kombinasi yang lebih sulit (misalnya m/d/n” menjadi s/th.sh/bl/tr/st”). Perkembangan bicara dan bahasa terus berlanjut pada tahap kosakata individu anak semakin lama menjadi lebih banyak sehingga kemudian anak dapat berkomunikasi aktif dalam kehidupan sehari-hari dan menceritakan sebuah cerita yang dapat dimengerti pada usia prasekolah.
Pada usia tertentu, penting untuk mempertimbangkan adanya gangguan pendengaran apabila anak masih belum dapat berbicara, misalnya pada usia 12 bulan apabila anak belum dapat mengoceh atau meniru bunyi, pada usia 18 bulan apabila anak tidak dapat menyebutkan minimal 1 kata yang memiliki arti, pada usia 24 bulan apabila perbendaharaan kata belum mencapai 10 kata, serta pada usia 30 bulan apabila anak belum dapat merangkai 2 kata.

Regards
Blog Dokter Sobri

No comments:

Post a Comment

# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.

# Terima Kasih