Blog Dokter Sobri
Patofisiologi CMV
Transmisi CMV pada bayi dapat terjadi secara vertikal
dan horizontal. Pada transmisi vertikal, infeksi CMV terjadi dari ibu yang
sedang hamil kepada janin dalam kandungannya. Infeksi CMV pada ibu hamil
terdiri dari tiga jenis, yaitu infeksi primer, reaktivasi dari infeksi laten,
dan reinfeksi, di mana infeksi primer merupakan penyebab tersering infeksi CMV
kongenital melalui infeksi pada plasenta akibat dari disfungsi plasenta. Dari
plasenta, virus akan menyebar secara hematogen ke janin. Sementara itu,
transmisi horizonal terjadi melalui kontak intim antara ibu dengan bayinya.
Selain itu, CMV pada anak biasanya terjadi melalui kontak tidak langsung,
seperti melalui mainan anak yang
diketahui mengekskresi CMV dari liur atau urinnya.
Mekanisme bagaimana infeksi CMV dapat menyebabkan
berbagai penyakit, salah satunya gangguan pendengaran dan perkembangan, masih
belum diketahui. Hal ini disebabkan oleh karena infeksi yang bersifat
asimptomatik, kompleksitas progresi penyakit dasar pada pasien imunokompromais,
dan keterbatasan studi observasional dengan data yang ada.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, CMV
merupakan penyebab non-genetik utama SNHL pada anak. Namun, mekanisme bagaimana
virus dan/atau proses inflamasi dapat menyebabkan disfungsi auditorik masi
belum jelas. SNHL yang progresif pada CMV mengindikasikan adanya infeksi kronik
pada sistem saraf pusat atau endolabirin yang aktif terus menerus. Viral load serta peningkatan kadar dan
durasi ekskresi urin dengan CMV diperkirakan berhubungan dengan keparahan SNHL
anak. Anak dengan SNHL atau SNHL yang progresif, terus menerus mengekskresikan
urin bervirus selama lebih dari empat tahun, menunjukkan risiko SNHL yang
berkaitan dengan replikasi virus yang tetap aktif.11
Hipotesis menunjukkan bahwa tuli pada anak dengan CMV
disebabkan oleh adanya labirintis. Kerusakan yang terjadi terbatas pada sistem
endolimfatik vestibular dan kolaps membran sakular, dengan keterlibatan minor
koklea. CMV diperkirakan masuk ke endolimfa melalui stria vaskularis.
Penelitian lain menunjukkan bahwa CMV terdeteksi pada area perilimfa dan
ganglion spinal, tetapi tidak ditemukan di endolimfa atau sel rambut.
Berdasarkan penelitian Carraro et al, ditemukan bahwa
kerusakan utama pada infeksi CMV terletak pada stria vaskularis di bagian apeks
koklea dengan progresi temporal ke arah basal. Pada penelitian yang sama,
diketahui bahwa terjadi penurunan ambang batas pendengaran yang berkaitan
dengan degenerasi vascular melalui gangguan pada potensi endokoklear (EP).
Tanpa adanya akumulasi ion K di skala media, transduksi sel rambut akan
teratenuasi. Hal ini berkaitan dengan fungsi stria yang esensial pada pompa ion
Na/K dan pemeliharaan EP, yang dibuktikan melalui adanya penurunan EP pada
anoksia atau hipoksia koklear atau setelah blokade pompa ion melalui
obat-obatan lood diuretic. Selain
itu, permeabilitas skala media juga dapat memengaruhi EP melalui sifat skala
media yang impermeable untuk memastikan konsentrasi ion K tetap tinggi.
Sampai saat ini,
proses bagaimana CMV menginfeksi telinga dalam belum diketahui. Hipotesis
Carraro et al., menyebutkan bahwa CMV, secara signifikan, ditemukan di sumsum
tulang, di mana sel precursor dari sumsum tulang tersebut akan bermigrasi dan
berkembang menjadi intrastrial
fluid-blood barrier. Adanya gangguan pembentukan sel precursor
tersebut menyebabkan disfungsi stria, yang pada akhirnya mengakibatkan ketulian
Regards
Blog Dokter Sobri
No comments:
Post a Comment
# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.
# Terima Kasih