Blog Dokter Sobri
Diagnosis Abasio Retina
A. Anamnesis
Langkah pertama dalam penegakan
diagnosis retinopati diabetic adalah anamnesis yang terarah, terutama untuk
menemukan faktor risiko dan keluhan yang sesuai dengan perjalanan penyakit ini.
Retinopati diabetic tergolong ke dalam klinis mata tenang dengan visus turun
perlahan. Keluhan utama yang sering membawa pasien berobat adalah penurunan
ketajaman penglihatan yang progresif dan semakin memberat. Keluhan mata merah
biasanya tidak ditemukan pada pasien.
Berikut ini merupakan beberapa hal
penting yang perlu digali dari anamnesis pasien terduga retinopati diabetic;
1. Keluhan
utama, onset, durasi, dan gejala penyerta
2. Gejala-gejala
ablasio retina: floaters, fotopsia, defek lapang pandang
3. Riwayat
Diabetes Mellitus, kontrol gula darah, dan pengobatan
4. Riwayat
penyakit penyerta
5. Riwayat
penyakit mata sebelumnya
6. Faktor
Risiko Retinopati Diabetik lainnya
7. Riwayat
Sosial dan Kebiasaan
B. Pemeriksaan
Fisis
Pada pemeriksaan fisik, dimulai dengan
pemeriksaan status generalis untuk menemukan adanya panyakit sistemik dan
mencari faktor risiko. Pemeriksaan kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan
status lokalis mata.
1. Pemeriksaan
Visus
Dilakukan untuk mengetahui keparahan
penurunan visus yang dialami pasien.
2. Pemeriksaan
Refleks Pupil
Dilakukan untuk melihat adanya masalah
pada saraf optic.
3. Pemeriksaan
Oftalmoskopi
Dilakukan untuk mengetahui morfologi dari
retina
4. Pemeriksaan
Tonometri dan Gonioskopi
Dilakukan untuk mengetahui tekanan bola
mata dan mencari adanya glaukoma
C. Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat
digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dari retinopati diabetic antara
lain;
1. Color
Fundus Photography
Pemeriksaan ini digunakan untuk
mendokumentasikan derajat keparahan retinopati diabetic, sebagai modal untuk
pemantauan respon pengobatan.
2. Optical
Coherence Tomography
Pemeriksaan ini digunakan untuk
mendapatkan citra permukaan retina, sehingga dapat menilai edema macula,
ketebalan retina, traksi, dan lainnya. OCT biasanya digunakan untuk memulai
terapi laser, pemantauan terapi anti VEGF, hingga untuk pertimbangan
vitreotektomi.
3. Fluorescence
Angiography
Edema macula dan PDR dapat dideteksi
dengan baik menggunakan pemeriksaan FA. Pemeriksaan ini juga berguna untuk
menilai keparaha dari retinopati diabetic, menentukan lokasi leakage edema macula, dan menilai
derajat kapiler nonperfusi serta konfirmasi adanya neovaskularisasi.
4. Ocular
Ultrasonography
Pemeriksaan USG dapat dilakukan untuk
menilai keadaan bila terjadi perdarahan vitreal atau adanya kekeruhan media
lainnya. Pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk membantu menentukan derajat
keparahan traksi vitreoretinal.
5. Pemeriksaan
Laboratorium Darah
Pada pasien retinopati diabetic perlu
dilakukan pemeriksaan gula darah secara berkala untuk memantau kontrol dari
gula darah pasien. Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan HbA1c untuk
melihat kondisi gula darah secara kronik pada pasien.
Regards
Blog Dokter Sobri
No comments:
Post a Comment
# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.
# Terima Kasih