Blog yang berisikan informasi seputar kesehatan dan dunia kedokteran .

Breaking

Friday 9 August 2019

Diagnosis Ablasio Retina

Blog Dokter Sobri

Diagnosis Abasio Retina

A. Anamnesis
Langkah pertama dalam penegakan diagnosis retinopati diabetic adalah anamnesis yang terarah, terutama untuk menemukan faktor risiko dan keluhan yang sesuai dengan perjalanan penyakit ini. Retinopati diabetic tergolong ke dalam klinis mata tenang dengan visus turun perlahan. Keluhan utama yang sering membawa pasien berobat adalah penurunan ketajaman penglihatan yang progresif dan semakin memberat. Keluhan mata merah biasanya tidak ditemukan pada pasien.
Berikut ini merupakan beberapa hal penting yang perlu digali dari anamnesis pasien terduga retinopati diabetic;
1.      Keluhan utama, onset, durasi, dan gejala penyerta
2.      Gejala-gejala ablasio retina: floaters, fotopsia, defek lapang pandang
3.      Riwayat Diabetes Mellitus, kontrol gula darah, dan pengobatan
4.      Riwayat penyakit penyerta
5.      Riwayat penyakit mata sebelumnya
6.      Faktor Risiko Retinopati Diabetik lainnya
7.      Riwayat Sosial dan Kebiasaan
B. Pemeriksaan Fisis
Pada pemeriksaan fisik, dimulai dengan pemeriksaan status generalis untuk menemukan adanya panyakit sistemik dan mencari faktor risiko. Pemeriksaan kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan status lokalis mata.
1.      Pemeriksaan Visus
Dilakukan untuk mengetahui keparahan penurunan visus yang dialami pasien.
2.      Pemeriksaan Refleks Pupil
Dilakukan untuk melihat adanya masalah pada saraf optic.
3.      Pemeriksaan Oftalmoskopi
Dilakukan untuk mengetahui morfologi dari retina
4.      Pemeriksaan Tonometri dan Gonioskopi
Dilakukan untuk mengetahui tekanan bola mata dan mencari adanya glaukoma
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dari retinopati diabetic antara lain;
1.      Color Fundus Photography
Pemeriksaan ini digunakan untuk mendokumentasikan derajat keparahan retinopati diabetic, sebagai modal untuk pemantauan respon pengobatan.
2.      Optical Coherence Tomography
Pemeriksaan ini digunakan untuk mendapatkan citra permukaan retina, sehingga dapat menilai edema macula, ketebalan retina, traksi, dan lainnya. OCT biasanya digunakan untuk memulai terapi laser, pemantauan terapi anti VEGF, hingga untuk pertimbangan vitreotektomi.
3.      Fluorescence Angiography
Edema macula dan PDR dapat dideteksi dengan baik menggunakan pemeriksaan FA. Pemeriksaan ini juga berguna untuk menilai keparaha dari retinopati diabetic, menentukan lokasi leakage edema macula, dan menilai derajat kapiler nonperfusi serta konfirmasi adanya neovaskularisasi.
4.      Ocular Ultrasonography
Pemeriksaan USG dapat dilakukan untuk menilai keadaan bila terjadi perdarahan vitreal atau adanya kekeruhan media lainnya. Pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk membantu menentukan derajat keparahan traksi vitreoretinal.
5.      Pemeriksaan Laboratorium Darah
Pada pasien retinopati diabetic perlu dilakukan pemeriksaan gula darah secara berkala untuk memantau kontrol dari gula darah pasien. Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan HbA1c untuk melihat kondisi gula darah secara kronik pada pasien.


Regards
Blog Dokter Sobri

No comments:

Post a Comment

# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.

# Terima Kasih