Blog Dokter Sobri
Vitamin A dan tumbuh kembang Anak
Vitamin adalah kelompok
nutrien yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit untuk berbagai fungsi biokimia
yang pada umumnya tidak disintesis oleh tubuh. Vitamin terbagi menjadi dua
berdasarkan sifat kelarutannya pada lemak dan air. Vitamin yang larut dalam
lemak adalah vitamin A, D, E, K, sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah
vitamin B dan C. Pembahasan pokok pada LTM ini adalah vitamin A yang dikaitkan
dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.1
Vitamin A terdiri dari
retinol, retinal, asam retinoat. Bentuk jadi vitamin A hanya ditemukan pada
sumber makanan hewani, sedangkan dari tumbuhan didapat dalam bentuk β-karoten. β-karoten
akan diuraikan menjadi asam retinoat, kemudian retinol dan asam retinoat oleh
enzim karoten dioksigenase yang terdapat pada usus manusia. Retinol adalah
substansi induk dari retinoid yang terdapat pada retina. Retinal adalah bahan
utama pembentuk rodopsin (pigmen penglihatan). Sementara asam retinoat adalah
faktor pertumbuhan yang penting.1, 2
Asupan vitamin A
dibedakan berdasarkan umur dan jenis kelamin. Nilai-nilai asupan tersebut
dikelompokkan sebagai berikut3 :
·
Recommended Dietary Allowance (RDA) : adalah rata-rata asupan harian yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan gizi hampir semua (97%-98%) individu sehat.
·
Adequate Intake
(AI) : adalah level yang diasumsikan memenuhi asupan gizi yang dibuat karena tidak
adanya data yang memadai untuk membuat RDA.
·
Estimated Average Requirement (EAR) : adalah tingkat asupan gizi yang memenuhi 50%
kebutuhan gizi individu sehat (untuk menilai kecukupan gizi penduduk).
·
Tolerable Upper Intake Level (UL) : adalah batas asupan gizi yang tidak memberikan
efek yang merugikan.
Kadar
asupan gizi vitamin A dihitung berdasarkan retinol
activity equivalent (RAE). RAE adalah satuan yang mengacu pada aktivitas
retinol. Karena tubuh menerima vitamin A tidak dalam bentuk retinol semua atau
dalam satu bentuk lainnya, maka diperlukan satu satuan untuk menyamakan semua bentuk
vitamin A yang masuk ke dalam tubuh.3
Tabel 1 : Recommended
Dietary Allowances (RDA) untuk Vitamin A
|
Tabel 2 : Tolerable
Upper Intake Levels (UL) untuk Vitamin A
|
Vitamin A memiliki fungsi
dalam penglihatan, berperan dalam regulasi ekspresi gen dan diferensiasi
jaringan. Pada retina, retinal berperan sebagai kunci inisiasi terjadinya
siklus penglihatan. Retinal dalam bentuk 11-cis-retinal
berikatan dengan opsin. Opsin adalah bagian dari rodopsin yang merupakan
protein membran pada sel batang retina. Rodopsin befungsi sebagai reseptor yang
peka terhadap cahaya. Pada saat rodopsin teraktivasi oleh ransangan cahaya,
rodopsin menyebabkan isomerasi retinal dari 11-cis-retinal menjadi all-trans-retinal.
Rodopsin juga mengaktifkan protein G yang pada akhirnya mempenyaruhi jumlah
sekresi neurotransmitter pada sinaps. Adanya perubahan jumlah neurotransmitter
yang disekresikan menandakan adanya cahaya dan diteruskan ke otak (lihat Gambar
1).1, 2
Peran Vitamin A dalam
regulasi ekspresi gen dan diferensiasi jaringan dilakukan oleh asam retinoat.
Asam all-trans-retinoat dan asam 9-cis-retinoat mengatur pertumbuhan,
perkembangan, dan diferensiasi jaringan. Asam retinoat ini akan berikatan
dengan dengan reseptor di nukleus yang mengikat elemen DNA dan mengatur proses
trankripsi gen spesifik. Kedua asam retinoat tersebut akan memberikan efek yang
berbeda pada jaringan yang berbeda pula.1
Gambar 1 : Peran
vitamin A dalam proses penglihatan
|
Defisiensi vitamin A
merupakan permasalahan kesehatan di dunia terutama pada negara berkembang.
Defisiensi vitamin A adalah penyebab kebutaan yang dapat dicegah pada
anak-anak. Tanda awal kekurangan vitamin A adalah berkurangnya kepekaan tehadap
warna hijau dan diikuti dengan gangguan beradaptasi pada kondisi kurang cahaya,
kemudian diiringi dengan rabun senja. Xeroftalmia (keratinasi kornea dan
kebutaan) dapat terjadi jika defisiensi terjadi dalam jangka yang panjang.
Meningkatnya kerentanan terhadap infeksi juga merupakan dampak dari defisiensi
vitamin A, karena vitamin A berperan penting dalam diferensiasi sel sistem
imun. Bahkan kematian pun dapat terjadi secara tidak langsung melalui infeksi
seperti diare dan campak.1, 4
Dalam jumlah yang melebihi
Tolerable Upper Intake Level (UL)
akan memberikan efek toksisitas, dikarenakan kapasitas untuk memetabolisme
vitamin A yang terbatas. Di dalam tubuh, vitamin A yang beredar terikat dengan
suatu protein pengikat, jumlah vitamin A dalam bentuk tidak-terikat akan
meningkat jika jumlah vitamin A yang masuk melebihi kapasitas protein
pengikatnya. Vitamin A tidak-terikat ini akan merusak jaringan. Gejala
toksisitas yang timbul beragam, yaitu sebagai berikut1, 3 :
·
Susunan saraf :
nyeri kepala, mual, ataksia, dan aneroksia (semuanya berhubungan dengan
peningkatan tekanan cairan serebrospinal)
·
Hati : hepatomegali
dan hyperlipidemia
·
Homeostatis
kalsium : hiperkalsemia, kalsifikasi jaringan lunak
·
Kulit :
deskuamasi, kekeringan berlebihan, dan alopesia
Sumber vitamin A
tertinggi terdapat di hati dan minyak ikan, sedangkan kadar provitamin A
tertinggi terdapat pada sayuran hijau, tomat, buah-buahan dan beberapa minyak
nabati. Untuk lebih jelasnya perhatikan Tabel 3.3
I.
PENUTUP
Vitamin A adalah vitamin
larut dalam lemak yang sangat diperlukan bagi anak-anak. Asupan yang baik bagi anak usia 1 hingga 3 tahun (sesuai
pada pemicu) adalah 300 µg dan batas asupan vitamin A hingga tidak menimbulkan
toksisitas adalah 600 µg. Vitamin A dapat mencegah kebutaan pada anak, karena
vitamin A berperan dalam proses penglihatan. Kekurangan vitamin A akan
mengakibatkan proses penglihatan terganggu dan proses stimulasi jaras
penglihatan menjadi terganggu juga. Vitamin A juga berperan dalam proses
regulasi ekspresi gen dan doferensiasi sel. Kekurangan vitamin A dapat
menyebabkan gangguan penglihatan dan meningkatnya kerentanan terinfeksi
penyakit. Dalam jumlah yang berlebihan, vitamin A akan bersifat toksik dengan
gejala yang berbeda-beda di setiap organ atau jaringan. Sumber asupan vitamin A
tertinggi adalah hati dan minyak ikan.
Tabel 3 : Sumber asupan Vitamin A
|
Referensi :
1.
Murray R. K,
Granner D. K, Rodwell V. W. Biokimia Harper Ed 27th [Pendit B. U,
trans]. Jakarta: EGC; 2009
2.
Koolman J, Rohm K.
Atlas Bewarna & Teks BIOKIMIA [Wanandi S. I, trans]. Jakarta: Hipokrates,
2000
3.
Office of Dietary
Supplements, National Institutes of Health. Dietary Supplement Fact Sheet: Vitamin A. [Internet]. [cited : 2013 Sept
19]. Available from : http://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminA-HealthProfessional/
World Health Organization. Micronutrient
deficiencies : Vitamin A deficiency. [Internet]. [cited : 2013 Sept 19].
Available from : http://www.who.int/nutrition/topics/vad/en/
Regards
Blog Dokter Sobri
No comments:
Post a Comment
# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.
# Terima Kasih