Blog yang berisikan informasi seputar kesehatan dan dunia kedokteran .

Breaking

Monday, 3 June 2019

Vitamin A dan tumbuh kembang anak

Blog Dokter Sobri

Vitamin A dan tumbuh kembang Anak

Vitamin adalah kelompok nutrien yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit untuk berbagai fungsi biokimia yang pada umumnya tidak disintesis oleh tubuh. Vitamin terbagi menjadi dua berdasarkan sifat kelarutannya pada lemak dan air. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, K, sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B dan C. Pembahasan pokok pada LTM ini adalah vitamin A yang dikaitkan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.1
Vitamin A terdiri dari retinol, retinal, asam retinoat. Bentuk jadi vitamin A hanya ditemukan pada sumber makanan hewani, sedangkan dari tumbuhan didapat dalam bentuk β-karoten. β-karoten akan diuraikan menjadi asam retinoat, kemudian retinol dan asam retinoat oleh enzim karoten dioksigenase yang terdapat pada usus manusia. Retinol adalah substansi induk dari retinoid yang terdapat pada retina. Retinal adalah bahan utama pembentuk rodopsin (pigmen penglihatan). Sementara asam retinoat adalah faktor pertumbuhan yang penting.1, 2
Asupan vitamin A dibedakan berdasarkan umur dan jenis kelamin. Nilai-nilai asupan tersebut dikelompokkan sebagai berikut3 :
·         Recommended Dietary Allowance (RDA) : adalah rata-rata asupan harian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi hampir semua (97%-98%) individu sehat.
·         Adequate Intake (AI) : adalah level yang diasumsikan memenuhi asupan gizi yang dibuat karena tidak adanya data yang memadai untuk membuat RDA.
·         Estimated Average Requirement (EAR) : adalah tingkat asupan gizi yang memenuhi 50% kebutuhan gizi individu sehat (untuk menilai kecukupan gizi penduduk). 
·         Tolerable Upper Intake Level (UL) : adalah batas asupan gizi yang tidak memberikan efek yang merugikan.
Kadar asupan gizi vitamin A dihitung berdasarkan retinol activity equivalent (RAE). RAE adalah satuan yang mengacu pada aktivitas retinol. Karena tubuh menerima vitamin A tidak dalam bentuk retinol semua atau dalam satu bentuk lainnya, maka diperlukan satu satuan untuk menyamakan semua bentuk vitamin A yang masuk ke dalam tubuh.3
Tabel 1 : Recommended Dietary Allowances (RDA) untuk Vitamin A 
Tabel 2 : Tolerable Upper Intake Levels (UL) untuk Vitamin A 
Vitamin A memiliki fungsi dalam penglihatan, berperan dalam regulasi ekspresi gen dan diferensiasi jaringan. Pada retina, retinal berperan sebagai kunci inisiasi terjadinya siklus penglihatan. Retinal dalam bentuk 11-cis-retinal berikatan dengan opsin. Opsin adalah bagian dari rodopsin yang merupakan protein membran pada sel batang retina. Rodopsin befungsi sebagai reseptor yang peka terhadap cahaya. Pada saat rodopsin teraktivasi oleh ransangan cahaya, rodopsin menyebabkan isomerasi retinal dari 11-cis-retinal menjadi all-trans-retinal. Rodopsin juga mengaktifkan protein G yang pada akhirnya mempenyaruhi jumlah sekresi neurotransmitter pada sinaps. Adanya perubahan jumlah neurotransmitter yang disekresikan menandakan adanya cahaya dan diteruskan ke otak (lihat Gambar 1).1, 2
Peran Vitamin A dalam regulasi ekspresi gen dan diferensiasi jaringan dilakukan oleh asam retinoat. Asam all-trans-retinoat dan asam 9-cis­-retinoat mengatur pertumbuhan, perkembangan, dan diferensiasi jaringan. Asam retinoat ini akan berikatan dengan dengan reseptor di nukleus yang mengikat elemen DNA dan mengatur proses trankripsi gen spesifik. Kedua asam retinoat tersebut akan memberikan efek yang berbeda pada jaringan yang berbeda pula.1
Gambar 1 :  Peran vitamin A dalam proses penglihatan
Defisiensi vitamin A merupakan permasalahan kesehatan di dunia terutama pada negara berkembang. Defisiensi vitamin A adalah penyebab kebutaan yang dapat dicegah pada anak-anak. Tanda awal kekurangan vitamin A adalah berkurangnya kepekaan tehadap warna hijau dan diikuti dengan gangguan beradaptasi pada kondisi kurang cahaya, kemudian diiringi dengan rabun senja. Xeroftalmia (keratinasi kornea dan kebutaan) dapat terjadi jika defisiensi terjadi dalam jangka yang panjang. Meningkatnya kerentanan terhadap infeksi juga merupakan dampak dari defisiensi vitamin A, karena vitamin A berperan penting dalam diferensiasi sel sistem imun. Bahkan kematian pun dapat terjadi secara tidak langsung melalui infeksi seperti diare dan campak.1, 4
Dalam jumlah yang melebihi Tolerable Upper Intake Level (UL) akan memberikan efek toksisitas, dikarenakan kapasitas untuk memetabolisme vitamin A yang terbatas. Di dalam tubuh, vitamin A yang beredar terikat dengan suatu protein pengikat, jumlah vitamin A dalam bentuk tidak-terikat akan meningkat jika jumlah vitamin A yang masuk melebihi kapasitas protein pengikatnya. Vitamin A tidak-terikat ini akan merusak jaringan. Gejala toksisitas yang timbul beragam, yaitu sebagai berikut1, 3 :
·      Susunan saraf : nyeri kepala, mual, ataksia, dan aneroksia (semuanya berhubungan dengan peningkatan tekanan cairan serebrospinal)
·      Hati : hepatomegali dan hyperlipidemia
·      Homeostatis kalsium : hiperkalsemia, kalsifikasi jaringan lunak
·      Kulit : deskuamasi, kekeringan berlebihan, dan alopesia

Sumber vitamin A tertinggi terdapat di hati dan minyak ikan, sedangkan kadar provitamin A tertinggi terdapat pada sayuran hijau, tomat, buah-buahan dan beberapa minyak nabati. Untuk lebih jelasnya perhatikan Tabel 3.3



I.     PENUTUP
Vitamin A adalah vitamin larut dalam lemak yang sangat diperlukan bagi anak-anak. Asupan yang  baik bagi anak usia 1 hingga 3 tahun (sesuai pada pemicu) adalah 300 µg dan batas asupan vitamin A hingga tidak menimbulkan toksisitas adalah 600 µg. Vitamin A dapat mencegah kebutaan pada anak, karena vitamin A berperan dalam proses penglihatan. Kekurangan vitamin A akan mengakibatkan proses penglihatan terganggu dan proses stimulasi jaras penglihatan menjadi terganggu juga. Vitamin A juga berperan dalam proses regulasi ekspresi gen dan doferensiasi sel. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan meningkatnya kerentanan terinfeksi penyakit. Dalam jumlah yang berlebihan, vitamin A akan bersifat toksik dengan gejala yang berbeda-beda di setiap organ atau jaringan. Sumber asupan vitamin A tertinggi adalah hati dan minyak ikan.

Tabel 3 : Sumber asupan Vitamin A 


Referensi  :
1.      Murray R. K, Granner D. K, Rodwell V. W. Biokimia Harper Ed 27th [Pendit B. U, trans]. Jakarta: EGC; 2009
2.      Koolman J, Rohm K. Atlas Bewarna & Teks BIOKIMIA [Wanandi S. I, trans]. Jakarta: Hipokrates, 2000
3.      Office of Dietary Supplements, National Institutes of Health. Dietary Supplement Fact Sheet: Vitamin A. [Internet]. [cited : 2013 Sept 19]. Available from : http://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminA-HealthProfessional/
World Health Organization. Micronutrient deficiencies : Vitamin A deficiency. [Internet]. [cited : 2013 Sept 19]. Available from : http://www.who.int/nutrition/topics/vad/en/


Regards
Blog Dokter Sobri

No comments:

Post a Comment

# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.

# Terima Kasih