Blog Dokter Sobri
Pemeriksaan Fisis untuk Kasus ISPA
Diagnosis penyakit infeksi saluran
pernapasan atas ditegakkan berdasarkan gejala-gejala yang ada, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan tambahan. Pada pemeriksaan fisik infeksi saluran
pernapasan atas meliputi pemeriksaan pada rongga hidung, kerongkongan, mata,
dan leher. Alur pemeriksaan fisik ini dibagi menjadi inspeksi dan palpasi.1
INSPEKSI
Inspeksi
dimulai dari kepala. Inspeksi kepala melihat bentuk wajah, simetris, dan
tampilan khas lainnya. Salai itu, ekspresi wajah pasien juga ikut diperhatikan
karena ekspresi wajah akan memberikan informasi tambahan mengenai apa yang
sedang dirasakan oleh pasien. Selanjutnya inspeksi pada rambut. Rambut pasien
yang menderita infeksi berat (demam tifoid) biasanya mudah rontok di semua
tempat atau di suatu tempat (alopesia areata). Inspeksi mata pada pasien
infeksi saluran pernapasan atas tidak banyak mendukung dalam penegakan diagnosis,
kecuali tanda kemerahan pada mata.1, 2
Salah
satu komplikasi utama infeksi saluran pernapasan atas adalah infeksi telinga
tengah (telinga tengah), sehingga dalam mendiagnosis infeksi saluran pernapasan
atas diperlukan pemeriksaan fisik telinga. Perhatian khusus pada pemeriksaan
telinga adalah adanya tanda-tanda inflamasi. Pemeriksaan telingan ini biasanya
menggunakan penlight atau otoskop.
Selanjutnya pemeriksaan pada hidung. Lihatlah bentuk hidung, apakah simetris
atau tidak? Kemudian inspeksi dilanjutkan pada rongga hidung dnegan bantuna
alat speculum hidung. Inspeksi rongga hidung untuk melihat sekret, tanda-tanda
inflamasi, perdarahan, penyumbatan, atau deviasi septum.1, 2
Inspeksi
berlanjut pada mulut. Pada inspeksi mulut yang berkaitan dengan infeksi saluran
pernapasan atas adalah bau nafas/bau mulut. Ada beberapa macam bau nafas yang
menandakan kondisi penyakit yang berbeda-beda. Seperti bau nafas aseton
menandakan penyakit diabetes mellitus,
bau nafas gangrene yang menandakan adanya abses di paru dan saluran
pernapasan. Inspeksi dilanjutkan pada tenggerokan dengan bantuan alat spatula
lidah. Pasien diminta untuk membuka mulut dan kemudian lidah ditekan dengan
spatula lidah. Pada pasien infeksi saluran pernapasan atas akan ditemukan
kemerahan pada tenggorakan sebagai tanda inflamasi. Selain itu juga ditemukan
pembesaran pada tonsil dan sekretnya yang berwarna putih. Inspeksi selanjutnya
beralih pada leher. Pada leher akan ditemukan pembesaran nodus limfa. Selain di
leher pembesaran nodus limfa juga dapat ditemukan di wajah. Setelah menemukan
pembesaran nodus limfa tentukanlah lokasi dan ukurannya.1, 2
PALPASI
I.
PENUTUP
Berdasarkan pemicu dan
LTM ini, dapat dipastikan bahwa pasien pada pemicu menderita infeksi saluran
pernapasan atas dengan bujti adanya nyeri tekan pada sinus frontalis dan sinus
maksilaris dan pembesaran tonsil.
II.
REFERENSI
1.
Nabili ST, Shiel
W. How is an upper respiratory infection diagnosed?. [Internet]. 2013. [update:
2013 Jan 01; cited: 2014 Mei 25]. Available from: http://www.medicinenet.com/upper_respiratory_infection/page5.htm#how_is_an_upper_respiratory_infection_diagnosed
2.
Setiati S,
Nafrialdi, Alwi I, Syam AF, Simadibrata M. Anamnesis & Pemeriksaan Fisis
Komprehensif. Jakarta: Interna Publishing; 2013
3.
Goldberg C. A
Practical Guide to Clinical Medicine. [Internet]. 2008. [update: 2008 Aug 16:
cited: 2014 Mei 25]. Available from: http://meded.ucsd.edu/clinicalmed/head.htm
Regards
Blog Dokter Sobri
No comments:
Post a Comment
# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.
# Terima Kasih