Blog Dokter Sobri
Tubektomi
Defenisi
Tubektomi ialah tindakan yang dilakukan pada kedua
tuba fallopii wanita sehingga yang bersangkutan tidak dapat hamil. Dahulu
tubektomi dilakukan dengan laparotomi atau pembedahan vaginal. Sekarang, dengan
alat-alat dan tekhnik baru tindakan ini dilakukan secara lebih ringan dan tidak
memerlukan perawatan di rumah sakit.
Tindakan pendahuluan yang dilakukan untuk mencapai tuba
fallopii terdiri atas pembedahan transabdominal seperti laparotomi,
minilaparotomi, laparoskopi. Kemudian untuk menutup lumen tuba dapat dilakukan
pemotongan tuba dengan berbagai tindakan operatif seperti cara Pomeroy, cara
Irvingm cara Uchida, cara Kroener, cara Aldriage.
Indikasi
penutupan tuba
Wanita yang memenuhi syarat untuk tubektomi adalah:
1.
Umur termuda 25
tahun dengan 4 anak hidup
2.
Umur sekitar 30
tahun dengan 4 anak hidup
3.
Umur sekitar 35
tahun dengan 2 anak hidup
Ada pula yang merumuskan indikasi untuk tubektomi pada
wanita sebagai berikut:
1.
Umur antara 25-30
tahun dengan 3 anak atau lebih
2.
Umur antara 30-
35 tahun dengan 2 anak atau lebih
3.
Umur antara 35-40
tahun dengan 1 anak atau lebih
Tindakan
pendahuluan guna penutupan tuba
Laparotomi
Tindakan ini tidak dilakukan lagi sebagai tindakan
khusus guna tubektomi. Penutupan tuba cara ini hanya dighunakan sebagai
tindakan tambahan apabila wanita yang bersangkutan perlu dibedah untuk
keperluan lain. Misalnya wanita yang perlu dilakukan seksio sesaria ,
kadang-kadang tuba kanan dan kiri dituutp apabila tidak diinginkan bahwa ia
hamil lagi
Laparotomi
postpartum
Laparatomi dilakukan satu hari post partum.
Keuntungannya ialah bahwa waktu perawatan nifas sekaligus dapat dilakukan untuk
perawatan pascaoperasi. Selain itu saat ini uterus masih besar sehingga cukup
dilakukan sayatan kecil dekat fundus uteri untuk mencapai tuba kanan dan kiri.
Sayatan dilakukan dengan sayatan semi lunar (bulan sabit di garis tengah distal
dari pusat dengan panjang kurang lebih 3 cm.
Minilaparotomi
Laparotomi mini dilakukan dalam masa interval. Sayatan
dibuat garis di garis tengah di atas simfisis spanjang 3 cm sampai menembus
peritoneum. Untuk mencapai tuba dimasukkan alat khusus ke dalam kavum uteri. Setelah alat ini mencapai tuba, selanjutnya
tuba ditutup
Laparoskopi
Mula-mula dipasang cunam serviks pada bibir depan
porsio uteri dengan maksud supaya dapat menggerakkan uterus jika hal itu
diperlukan pada waktu laparoskopi. Setelah dilakukan persiapan seperlunya,
dibuat sayatan kulit di bawah pusat sepanjang 1 cm. Kemudian di tempat luka
tersebut dilakukan pungsi sampai rongga peritoneum dengan jarum khusus (jarum
veres) dan melalui jarum itu dibuat pneumoperitoneum.
Setelah pneumoperitoneum dianggap cukup jarum veres
dikeluarkan dan diganti dengan troikar. Sesudah itu troikar diangkat dan dimasukkan
laparoskop melalui tabung. Kemudian dengan cunam bersama-sama dengan laparoskop
yang masuk ke dalam rongga peritoneum, tuba dijepit dan dilakukan penutupan
tuba dengan kauterisasi.
Kuldoskopi
Wanita ditempatkan pada posisi menungging. Setelah itu
spekulum dimasukkan dan bibir belakang serviks dijepit dan uterus ditarik
keluar dan agak ke atas. Setelah itu dilakukan pungsi dengan jarum Touhy di
belakang uterus. Setelah jarum diangkat, lubang diperbesar sehingga dapat
dimasukkan kuldoskop. Melalui kuldoskop
dilakukan pengamatan adneksa dan dengan cunam khusus tuba ditarik ke
luar untuk dilakukan penutupan tuba.
Cara
penutupan tuba
Cara madlener
Cara ini dilakukan dengan mengangkat bagian tengah
tuba dengan cunam pean sehingga terbentuk suatu lipatan terbuka. Kemudian dasar
dari lipatan tersebut dijepit cunam kuat-kuat dan selanjutnya dasar itu diikat
dengan benang dan tidak dapat diserap.
Cara Pomeroy
Cara ini dilakukan dengan mengangkat bagian tengah
tuba sehingga mementuk suatu lipatan terbuka, kemudian dasarnya diikat dengan
benang yang dapat diserap, kemudian tuba diatas dasar itu dipotong. Setelah
benag pengikatdiserap maka ujung-ujung tuba akhirnya terpisah satu sama lain.
Cara Irving
Pada cara ini
tuba dipotong antara dua ikatan benang
yang dapat diserap. Ujung proksimal dari tuba ditanamkan ke dalam
miometrium sedangkan ujung distal ditanamkan ke dalam ligamentum latum.
Cara aldridge
Peritoneum dari ligamentum latum dibuka kemuidan tuba
bagian distal bersama-sama dengan fimbria ditanam ke dalam ligamentum latum.
Cara Uchida
Pada cara ini tuba ditarik ke luar abdomen melalui
suatu insisi kecil diatas simfisis pubis. Kemudian di daerah ampula tuba
dilakukan suntikan. Akibat suntikan ini mesosalping di daerah tersebut
mengembang. Lalu dibuat sayatan kecil di daerah yang kembung tersebut. Serosa
dibebebaskan dari tuba sepanjang kira-kira 4-5 cm. Kemudian tuba dicari dan
setelah ditemukan dijepit , diikat lalu digunting. Ujung tuba yang proksimal
akan tertanam dengan sendirinya di bawah serosa, sedangkan ujung tuba yang
distal dibiarkan berada di luar serosa,
Cara Kroener
Cara ini dilakukan dengan mengeluarkan bagian
tuba dari operasi. Suatu ikatan dengan benang sutera dibuat melalui bagian
mesosalping di bawah fimbria. Jahitan ini diikat dua kali, satu mengelilingi
tuba dan yang lain mengelilingi tuba sebelah proksimal dari jahitan sebelumnya
. Seluruh fimbriae dipotong. Setelah pasti tidak ada pendarahan maka t ba
dikembalikan ke dalam rongga perut. Tekhnik ini banyak digunakan karena
kesalahan mengikat ligamentum rotundum terbilang kecil yaitu sektiar 0,19%.
Regards
Blog Dokter Sobri
No comments:
Post a Comment
# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.
# Terima Kasih