Blog Dokter Sobri
Trypanosoma Cruzi Ringkas
Trypanosoma cruzi
manusia merupakan
hospes parasit ini dan hospes reservoarnya ialah binatang peliharaan(anjing dan
kucing) atau binatang liar(tupai, armadillo, kera, dll). Triatoma berperan sebagai hospes perantara. penyakitnya disebut
tripanosomiasis Amerika atau penyakit chagas.
Epidemiologi
Penyakit ini
ditemukan di Amerika Selatan, Amerika tengah dan Amerika Serikat. Hospes reservoar
selalu merupakan sumber infeksi dab cara pencegahan dapat dilakukan dengan
memberantas vektornya yaitu Triatoma dan
melindungi manias dari gigitannya. Hospes perantaranya ialah Triatoma infestans, Rhodnius prolixus
dan Panstrongylus megistus yang hidup
di sela-sela dinding rumah yang terbuat dari kayu atau batu.
Morfologi dan Daur hidup
Dalam badan
manusia, parasit ini terdapat dalam dua stadium yaitu tripomastigot dan stadium
amastigot. Stadium tripomastigot hidup di luar sel dalam darah dan tidak
berkembang biak, sehingga di dalam darah tidak ditemukan bentuk yang membelah.
Parasit ini panjangnya 20 mikron dan menyerupai huruf c atau huruf dengan kinetoplas yang besar.
stadium amastigot, yang besarnya hanya 2-3 mikro,
terdapat intraselular dala sel re dan berkembang biak secara belah pasang
longitudinal. Setelah penuh, sel re pecah dan stadium amastigot melalui stadium
prommastigot berubah menjadi stadium epimastigot, kemudian berubah menjadi
stadium tripomastigot yang masuk kembali
ke dalam darah. Stadium amastigot ditemukan di dalam sel re limpa, hati,
kelenjar limfe sumsum tulang, sel otot jantung, dan sel otak. Bila triatoma menghisap darah seorang
penderita tripanosomiasis, stadium tripomastigot dan stadium amastigot berubah
menjadi stadium epimastigot dalam usus tengah, kemudian stadium epimastigot ini
berkembangbiak secara belah pasang longitudinal dan kemudian bermigrasi ke
bagian posterior untuk berubah menjadi stadium tripomastigot metasiklik yang
merupakan bentuk infektif. Siklus ini berlangsung selama kira-kira 10 hari.
waktu menusuk orang lain untuk mengisap darahnya,Triatoma mengeluarkan pula sedikit
tinjanya yang mengandung bentuk infektif dan diletakkan pada kulit. oleh karena
tusukan terasa gatal, maka orang menggrauk sehingga parasit masuk ked lam
luka dan terjadilah infeksi. Cara infeksi
ini disebut posterior contaminative. parasit
ini dapat pulanmasuk melalui kulit yang utuh, misalnya melaui selaput lendir
mata.
Patologi dan Gejala klinik
Pada porte d’entrée
stadium tripomastigot metasiklik dikelilingi oleh makrofag dan kemudian
masuk ke dalamnya dan berubah menjadi stadium amastigot dan membelah. Banyak
makrofag yang diserang sehingga terbentuk suatu granuloma(chagoma) yang dapat
membendung aliran limfe. Bila hal ini terjadi pada mata, timbul edema kelopak
mata pad asalh satu mata(edema unilateral) yang disebut gejala romana. Melalui
stadium promastigot dan epimastigot, parasit ini masuk ke alat-alat dalam yang
mengandung sel re, sehingga timbul gejala splenomegali, hepatomegali dan
limfadenopati, juga terjadi kelainan pada tulang karena penuh dengan parasit.
Penderita sakit berat, demam, dan sering ada gejala jantung, sehingga penderita
meninggal pada stadium akut ini. Hal ini biasanya terjadi pada anak. Pada orang
dewasa penyakit dapat menahun.
Diagnosis
diagnosis
ditegakkan dengan :
1. menemukan parasit
dalam darah pada waktu demam atau dalam biopsy kelenjar limfe, limpa, hati dan
sumsum tulang(stadium tripomastigot dan stadium amastigot)
2. menemukan parasit pada
pembiakan(stadium epimastigot)
3. xenodiagnosis, dengan
percobaan serangga Triatoma atau Cimex.
4. ada beberapa uji
imudiagnostik yang telah dikembangkan untuk mendeteksi adanya zat anti terhadap
T. gambiense , antara lain :
a. uji aglutinasi Card (CATT-Card Agglutination Test for
Trypanosomiasis) yang banyak
digunakan di lapangan
b. ELISA untuk mendeteksi adanya antigen tripanosoma
di dalam serum dan cairan serebro-spinal
c. Card Indirect Aglutination Test (CIAT) yang merupakan modifikasi
ELISA dengan uji aglutinasi lateks
PCR juga suatu cara yang dapat digunakan karena cukup
sensitif dan spesifik yang sedang dikembang untuk mendeteksi adanya DNA
tripanosoma di dalam orak penderita yang meniggal akibat ensefalopati pasca
pengobatan serta DNA di dalam kelenjar liru dam lambung tse-tse .
Pengobatan
Pengobatan
terhadap penyakit ini tidak memuaskan, oleh karena belum ada obat yang dapat
menghancurkan parasit yang berada dalam sel jaringan. Primakuin agaknya obat
yang terbaik untuk membasmi tripomastigot dalam darah, dengan demikian mencegah
invasilebih lanjut ke dalam jaringan. Selain itu juga digunakan nitrofurans dan
amfoterisin B.
Pada tikus pengobatan kombinasi antara obat-obat anti
mikosis golongan azol dengan terbinafin selama 24 hari memberikan derajat
kesembuhan 100%. Percobaan in vitro menunjukkan hasil yang baik dapat dicapai
oleh pengobatan kombinasi antara lovastatin, azol, dan terbinafin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengobatan radikal
yang membasmi semua tripanosoma dari susunan saraf pusat dapat mencegah
terjadinya ensefalopati pasca pengobatan.
Referensi:
1.Gandahusada
S, Ilahude HD, Pribadi W. Parasitologi Kedokteran. edisi ke-3. Jakarta : Gaya
Baru. 1998. Hal : 144-149
2.Gandahusada
S, Ilahude HD, Pribadi W. Parasitologi Kedokteran. edisi ke-3. Jakarta : Gaya
Baru. 1998. Hal : 153-161
Regards
Blog Dokter Sobri
No comments:
Post a Comment
# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.
# Terima Kasih