Blog Dokter Sobri
Toxic Multinodular Goiter
Pada umumnya toxic multinodular
goiter terjadi karena adanya defisiensi iodium, genetik, autoimun, dan pengaruh
lingkungan. Perbedaanya terletak pada fungsi autonomi di toxic multinodular
goiter. Pada nontoxic goiter banyak nodul berbentuk poliklonal. Abnormalitas
genetik diperkirakan berpengaruh pada autonomi funsional, seperti aktivasi
TSH-R atau mutasi GsA. Hal ini pun tidak ditemukan pada toxic multinodular
goiter.
Penampakan klinis pada toxic
multinodular goiter adalah hipertiroidisme. Pasien biasanya sudah berusia cukup
tua dan memperlihatkan adanya fibrilasi atrial dan palpitasi, takikardi,
nerveousness, tremor, dan penurunan berat badan. Kelainan ini juga memperlihatkan
level TSH yang dikeluarkan biasanya normal, T4 juga normal, namun T3
dikeluarkan lebih tinggi dibandingkan dengan T4.
Penanganan multinodular goiter
dilakukan dengan obat antitiroid yang dikombinasi dengan beta blocker . Hal ini
dapat menormalkan kondisi pasien dan menangani hipertorid yang dialami. Namun
penangan ini biasanya juga memicu pertumbuhan goiter. Selain itu dapat juga
dilakukan radioiodin untuk membersihkan massa pada goiter. Selain itu dapat
juga dilakukan tindakan bedah. Namun sebelum melakukan tindakan bedah harus
dipertimbangkan dulu karena sebagaian pasien adalah orang tua. Selain itu
sebelum melakukan bedah pasien harus diberikan obat antitiroid.
ReferensiKumar.
Abbas. Fausto. Aster. Pathologic Basic of Disease. 8ed. 2010.
Philadelphia
Regards
Blog Dokter Sobri
No comments:
Post a Comment
# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.
# Terima Kasih