Blog Dokter Sobri
Neuropati Diabetik
Definisi
Neuropati diabetik merupakan salah satu komplikasi yang
sering ditemukan pada penderita diabetes melitus. Risiko yang dihadapi pasein
DM dengan neuropati diabetik adalah infeksi berulang, ulkus yang tidak
sembuh-sembuh, dan amputasi jari.kaki. Neuropati diabetik merupakan gangguan
klinis maupun subklinis yang terjadi pada pasien diabetes tanpa penyebab neuropati
perifer yang lain.
Patogenesis
Proses terjadinya neuropati diabetik berawal dari
hiperglikemia berkepanjangan yang berakibat terjadinya peningkatan aktivitas
jalur poliol, sintesis advance
glycosilation end product (AGEs), pembentukan radikal bebas dan aktivasi
proetin kinase C. Aktivasi berbagai jalur tersebut menyebabkan kurangnya
vasodilatasi sehingga aliran darah ke saraf menurun.
Terjadinya neuropati diabetik berawal dari hiperglikemia yang
berkepanjangan. Keadaan tersebut menyebabkan aktivitas jalur poliol meningkat,
yaitu terjadi aktivasi enzim aldolase reduktase. Aktivasi tersebut dapat
mengubah glukosa menjadi sorbitol. Sorbitol kemudian diubah oleh enzim sorbitol
dehidrogenase menjadi fruktosa. Akumulasi sorbitol dan fruktosa dalam sel saraf
dapat merusak sel saraf. Salah satu kemungkinan mekanisme yang menjelaskan ini
adalah akumulasi sorbitol menyebabkan keadaan hipertonik intraseluler sehingga mengakibatkan edem
saraf. Selain itu akumulasi ini juga dapat memicu stres osmotik yang akan
merusak mitokondria dan menstimulasi protein kinase C. Selanjutnya aktivasi
protein kinase C akan menekan fungsi Na K ATPase, sehingga kadar Na intraseluler
menjadi berlebihan kemudian menyebabkan kioinositol terhambat masuk ke dalam
sel saraf sehingga terjadi gangguan transduksi sinyal pada saraf.
Selain itu reaksi jalur poliol juga dapat menyebabkan
terjadinya neuropati diabetik. Jalur ini menyebabkan penurunan persediaan NADPH
saraf yang merupakan kofaktor penting dalam metabolisme oksidatif. Berkurangnya
NADPH menyebabkan penurunan kemampuan sel saraf untuk mengurangi radikal bebas.
Selanjutnya hiperglikemia juga dapat menyebabkan terbentuknya advance glycosilation end product (AGEs).
AGEs ini sangat toksik dan dapat merusak merusak semua protein tubuh, termasuk
sel saraf. Dengan terbentuknya AGEs dan sorbitol maka sintesis dan fungsi NO
akan menurun yang berakibat pada penurunan vasodilatasi pembuluh darah.
Akibatnya jaringan saraf kurang mendapatkan aliran darah. Hal ini lah yang
dapat memicu terjadi neuropati diabetik.
Selain itu hiperglikemia yang berkepanjangan juga dapat
menyebabkan kerusakan mikroavaskuler. Keadaan ini akan memicu timbulnya reactive oxygen spesies (ROS). Radikal
bebas ini dapat menimbulkan kerusakan endotel vaskuler dan menetralisasi NI
uang berefek gangguan vasodilatasi pembuluh darah. Mekanisme kelainan
mikrovaskuler dapat melalui penebalan membran basalis, trombosis arteriol intraneural,
peningkatan agregasi trombosit dan berkurangnya deformabilitas eritrosit.
Mekanisme terjadinya neuropati juga dapat disebabkan oleh nerve growth factor (NGF) NGF digunakan
untuk mempercepat dan mempertahankan pertumbuhan saraf. Namun pada penderita
diabetes kadar NGF serum cenderung turun. Akibatnya pertumbuhan saraf terganggu
dan timbul neuropati diabetik.
Klasifikasi
Neuropati diabetik dapat dibagi berdasarkan perjalanan
penyakitnya kemudian digolongkan menjadi:
·
Neuropati
fungsional, yaitu gejala yang mucul sebagai akibat perubahan biokomiawi. Pada
fase ini belum ditemukan adanya kelainan patologik.
·
Neuropati
struktural/klinis, yaitu gejala yang timbul sebagai akibat kerusakan struktural
serabut saraf
·
Kematian
neuron tingkat lanjut, yaitu terjadi penurunan kepadatan serabut saraf akibat
kematian neuron. Pada fase ini sudah irreversibel.
Manifestasi
klinis neuropati diabetes bergantung dari jenis sel serabut saraf yang terkena
lesi, bisa kecil atau besar, lokasi proksimal atau distal, fokal atau difus,
motorik dan sensorik. Oleh karena itu manifestasinya dapat berbeda-beda seperti
kesemutan, mati rassa, rasa terbakar, serperti ditusuk, disobek, ditikam, dll.
Diagnosis
Pada evaluasi dapat dilakukan beberapa pemeriksaan seperti:
refleks motorik, fungsi serabut saraf besar dengan tes kuantifikasi sensasi
kulit seperti tes rasa getar dan rasa tekan, tes fungsi serabut saraf kecil
dengan tes sensasi suhu.
Pengelolaan
Strategi pengelolaan Dm dengan keluhan neuropati
diabetik diabgi ke dalam 3 bagian. Pertama, diagnosis NS sedini mungkin. Kedua,
pengendalian kadar glukosa dan perawatan kaki sebaik-baiknya. Ketiga,
pengendalian keluhan nyeri neuropati diabetik setelah strategi kedua
dikerjakan.
Referensi
1.
Fauci.
Braunwald. Kasper. Hauster. Longo. Jameson. et al. Harrison’s Principal of
Internal Medicine. 17 ed. 2008. Endocrinology and metabolism.
Regards
Blog Dokter Sobri
No comments:
Post a Comment
# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.
# Terima Kasih