Blog yang berisikan informasi seputar kesehatan dan dunia kedokteran .

Breaking

Tuesday, 21 May 2019

Neuropati Diabetik

Blog Dokter Sobri

Neuropati Diabetik

Definisi
Neuropati diabetik merupakan salah satu komplikasi yang sering ditemukan pada penderita diabetes melitus. Risiko yang dihadapi pasein DM dengan neuropati diabetik adalah infeksi berulang, ulkus yang tidak sembuh-sembuh, dan amputasi jari.kaki. Neuropati diabetik merupakan gangguan klinis maupun subklinis yang terjadi pada pasien diabetes tanpa penyebab neuropati perifer yang lain.

Patogenesis
Proses terjadinya neuropati diabetik berawal dari hiperglikemia berkepanjangan yang berakibat terjadinya peningkatan aktivitas jalur poliol, sintesis advance glycosilation end product (AGEs), pembentukan radikal bebas dan aktivasi proetin kinase C. Aktivasi berbagai jalur tersebut menyebabkan kurangnya vasodilatasi sehingga aliran darah ke saraf menurun.
Terjadinya neuropati diabetik berawal dari hiperglikemia yang berkepanjangan. Keadaan tersebut menyebabkan aktivitas jalur poliol meningkat, yaitu terjadi aktivasi enzim aldolase reduktase. Aktivasi tersebut dapat mengubah glukosa menjadi sorbitol. Sorbitol kemudian diubah oleh enzim sorbitol dehidrogenase menjadi fruktosa. Akumulasi sorbitol dan fruktosa dalam sel saraf dapat merusak sel saraf. Salah satu kemungkinan mekanisme yang menjelaskan ini adalah akumulasi sorbitol menyebabkan keadaan hipertonik  intraseluler sehingga mengakibatkan edem saraf. Selain itu akumulasi ini juga dapat memicu stres osmotik yang akan merusak mitokondria dan menstimulasi protein kinase C. Selanjutnya aktivasi protein kinase C akan menekan fungsi Na K ATPase, sehingga kadar Na intraseluler menjadi berlebihan kemudian menyebabkan kioinositol terhambat masuk ke dalam sel saraf sehingga terjadi gangguan transduksi sinyal pada saraf.
Selain itu reaksi jalur poliol juga dapat menyebabkan terjadinya neuropati diabetik. Jalur ini menyebabkan penurunan persediaan NADPH saraf yang merupakan kofaktor penting dalam metabolisme oksidatif. Berkurangnya NADPH menyebabkan penurunan kemampuan sel saraf untuk mengurangi radikal bebas. Selanjutnya hiperglikemia juga dapat menyebabkan terbentuknya advance glycosilation end product (AGEs). AGEs ini sangat toksik dan dapat merusak merusak semua protein tubuh, termasuk sel saraf. Dengan terbentuknya AGEs dan sorbitol maka sintesis dan fungsi NO akan menurun yang berakibat pada penurunan vasodilatasi pembuluh darah. Akibatnya jaringan saraf kurang mendapatkan aliran darah. Hal ini lah yang dapat memicu terjadi neuropati diabetik.
Selain itu hiperglikemia yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan kerusakan mikroavaskuler. Keadaan ini akan memicu timbulnya reactive oxygen spesies (ROS). Radikal bebas ini dapat menimbulkan kerusakan endotel vaskuler dan menetralisasi NI uang berefek gangguan vasodilatasi pembuluh darah. Mekanisme kelainan mikrovaskuler dapat melalui penebalan membran basalis, trombosis arteriol intraneural, peningkatan agregasi trombosit dan berkurangnya deformabilitas eritrosit.
Mekanisme terjadinya neuropati juga dapat disebabkan oleh nerve growth factor (NGF) NGF digunakan untuk mempercepat dan mempertahankan pertumbuhan saraf. Namun pada penderita diabetes kadar NGF serum cenderung turun. Akibatnya pertumbuhan saraf terganggu dan timbul neuropati diabetik.

Klasifikasi
Neuropati diabetik dapat dibagi berdasarkan perjalanan penyakitnya kemudian digolongkan menjadi:
·         Neuropati fungsional, yaitu gejala yang mucul sebagai akibat perubahan biokomiawi. Pada fase ini belum ditemukan adanya kelainan patologik.
·         Neuropati struktural/klinis, yaitu gejala yang timbul sebagai akibat kerusakan struktural serabut saraf
·         Kematian neuron tingkat lanjut, yaitu terjadi penurunan kepadatan serabut saraf akibat kematian neuron. Pada fase ini sudah irreversibel.
Manifestasi klinis neuropati diabetes bergantung dari jenis sel serabut saraf yang terkena lesi, bisa kecil atau besar, lokasi proksimal atau distal, fokal atau difus, motorik dan sensorik. Oleh karena itu manifestasinya dapat berbeda-beda seperti kesemutan, mati rassa, rasa terbakar, serperti ditusuk, disobek, ditikam, dll.  

Diagnosis
Pada evaluasi dapat dilakukan beberapa pemeriksaan seperti: refleks motorik, fungsi serabut saraf besar dengan tes kuantifikasi sensasi kulit seperti tes rasa getar dan rasa tekan, tes fungsi serabut saraf kecil dengan tes sensasi suhu.

Pengelolaan
Strategi pengelolaan Dm dengan keluhan neuropati diabetik diabgi ke dalam 3 bagian. Pertama, diagnosis NS sedini mungkin. Kedua, pengendalian kadar glukosa dan perawatan kaki sebaik-baiknya. Ketiga, pengendalian keluhan nyeri neuropati diabetik setelah strategi kedua dikerjakan.

Referensi
1.      Fauci. Braunwald. Kasper. Hauster. Longo. Jameson. et al. Harrison’s Principal of Internal Medicine. 17 ed. 2008. Endocrinology and metabolism.

Regards
Blog Dokter Sobri

No comments:

Post a Comment

# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.

# Terima Kasih