Blog Dokter Sobri
Info Kejang
Kejang merupakan pelepasan sinyal neural dari sistem saraf pusat yang banyak dan intens. Namun, karena spektrumnya yang sangat luas, kejang bisa bermanifestasi dengan sangat dramatis, seperti bagaimana kita lihat di film ataupun kehidupan nyata. Dan spektrum itu bisa juga ke arah yang sangat sederhana, sehingga kita seringkali merasa bahwa seseorang tidak sedang mengalami kejang. Secara umum, kejang ada dua bentuk, yaitu kejang parsial, maupun kejang keseluruhan.
Pada kejang parsial, kejang yang muncul akan membuat pergerakkan terpusat ke satu sisi saja (bisa ke setengah atas bawah ataupun setengah kanan kiri). Kejang parsial, jika tidak menimbulkan penurunan kesadaran, disebut sebagai kejang parsial sederhana. Sedangkan jika ada penurunan kesadaran, maka, kejang parsial ini menjadi bersifat kompleks. Pada kejang yang sederhana ini, biasanya pasien akan mendeskripsikan bahwa ia masih bisa mengontrol sisi yang normal, tetapi sisi yang buruk akan merasakan adanya pergerakkan tidak terkontrol yang berjalan sendiri. Biasanya juga seringkali disertai oleh aura (perasaan, sensasi, ataupun gejala yang mengawali si pasien sebelum dirinya mulai kejang. Pada kejang kompleks, hampir selalu disertai dengan adanya aura. Pada keadaan ini, biasanya pasien mulai mengalami penurunan kesadaran, membuatnya tidak bisa berinteraksi dengan lingkungannya saat dirinya sedang kejang. Selain itu, kejang parsial bisa juga menyebar dan berefek pada hemisfer di seberangnya, membuat kejang yang awalnya parsial berubah menjadi kejang keseluruhan sekunder.
Pada kejang keseluruhan yang primer (berarti tidak melalui kejang parsial terlebih dahulu), ada dua jenis utama yang cukup sering ada. Yang pertama adalah absence seizures (petit mal) yang biasanya bisa berlangsung dengan sangat cepat dan seringkali tidak disadari, bahkan oleh pemiliknya. Kejang ini seringkali terjadi pada anak-anak yang mengalami epilepsi. Kemudian juga kejang yang dirasakan biasanya hanya sebentar, sehingga bagi orang yang tidak menyadarinya, penderita hanya akan terlihat seperti melamun dan bergerak aneh sebentar. Jenis kedua adalah tonik-klonik (grand mal), yang cukup jelas dilihat oleh semua orang. Pada waktu kejang, biasanya si penderita akan mengalami penurunan kesadaran, sehingga tidak awas atau bahkan tidak ingat dengan apa yang terjadi. Sesuai dengan namanya, tonik-klonik, kejang jenis ini memiliki dua fase:
- Fase tonik, merupakan fase di mana otot di seluruh badan terkontraksi. Hal ini bisa menyebabkan pasien terlihat seperti sedang stretching. Terdapat gejala lain juga, seperti adanya suara-suara dari si pasien (karena otot laringnya yang berkontraksi), serta juga sulitnya bernapas (karena otot dada berkontraksi dan tidak dapat mengembang). Selain itu, bisa juga rahangnya menegang, membuat pasien cenderung menggigit lidahnya sendiri. Keadaan ini membuat pasien kekurangan oksigen, sehingga seringkali tampak mulai sianosis. Kejadian ini berlangsung selama 10-20 detik sebelum masuk ke fase klonik.
- Fase klonik, merupakan fase di mana otak akan menekankan tubuh si penderita untuk “beristirahat” dari kontraksi yang telah terjadi selama fase tonik sebelumnya. Lama berlangsungnya biasanya bisa sekitar 1 menit. Pada masa ini, tubuh yang awalnya berkontraksi sangat kuat bisa lemas tidak dapat digerakkan. Selain itu, bisa terdapat pula hipersalivasi, sehingga bisa mengancam jalan napas. Karena itulah, pada mereka yang kejang, selalu diperhatikan keamanan lingkungan dan juga kegawatdaruratannya.
Referensi
Krmpotic K. A clinical approach to altered level of consciousness in the pediatric patient. Austin Pediatr. 2016; 3(5): 1046.
Regards
Blog Dokter Sobri
No comments:
Post a Comment
# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.
# Terima Kasih