Blog Dokter Sobri
Penurunan kesadaran
Pada manusia, umumnya kesadaran terdiri atas 2 komponen, yaitu awareness dan arousal, dan pada penurunan kesadaran, keduanya akan terganggu, membuat orang tersebut tidak bisa bangun secara fisik, ataupun bangun secara fisik, tetapi tidak memiliki kesadaran atas lingkungan dan sekelilingnya. Penurunan kesadaran biasanya dilihat dari etiologinya, apakah berupa etiologi traumatik maupun etiologi non-traumatik. Pada penurunan kesadaran, biasanya mereka yang mengalaminya akibat kelainan neurologis, termasuk adanya kejang, biasanya memiliki survival rate yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang mengalami penurunan kesadaran akibat infeksi pada otak ataupun trauma pada otak.
Seorang anak bisa menunjukkan gejala yang beragam pula. Beberapa manifestasi klinis yang cukup mudah dilihat adalah adanya kebingungan atau kepanikan, menandakan bahwa tubuh si anak tidak memiliki kesadaran akan lingkungannya. Selain itu, bisa juga ditunjukkan dengan keadaan anak yang tidak ataupun kurang responsif terhadap rangsangan, baik panggilan, pengelihatan, bahkan rasa nyeri. Penurunan kesadaran biasanya berkaitan sangat erat dengan kejang, terutama kejang fokal. Sehingga, jika menemukan pasien dengan penurunan kesadaran, biasanya pasien juga akan muncul dengan keadaan kejang, biasanya mengawali keadaan si anak yang setelah itu mulai menurun kesadarannya, bisa secara cepat ataupun secara bertahap.
Untuk tatalaksana penurunan kesadaran, hal yang paling penting untuk diutamakan terlebih dahulu adalah keadaan vital si anak. Jangan mencoba menatalaksana penurunan kesadaran sebelum menstabilkan keadaan anak. Keadaan vital ini termasuk airway, breathing, dan circulation serta pemasangan infus intravena bila perlu. Tatalaksana dapat diberikan berdasarkan penyebab maupun gejala penyertanya. Jika penurunan kesadaran disebabkan oleh permasalahan metabolik, seperti karena hipoglikemia ataupun hiponatremia, dapat diberikan pertolongan pertama dengan cairan intravena (dextrose ataupun natrium klorida). Jika disertai dengan kejang, dapat diberikan obat anti-kejang, seperti fenitoin dan fenobarbital. Bisa diberikan peningkat GABA.
Untuk penurunan kesadaran yang disebabkan oleh adanya infeksi, diperlukan pemeriksaan cairan serebrospinal untuk mengetahui agen penyebab infeksinya. Selain itu, pengambilan cairan serebrospinal dapat dilakukan sebagai monitor, untuk melihat apakah tatalaksana sudah berjalan seperti target yang diinginkan. Untuk peningkatan tekanan intrakranial, biasanya dapat diberikan terapi awal berupa elevasi kepala dan juga memberikan cairan intravena yang bersifat hipertonik. Tentunya, jika terdapat tanda-tanda bahwa muncul kelainan neurologis yang disebabkan oleh lesi pada upper motor neuron, perlu dilakukan pemeriksaan pencitraan dengan USG, CT-Scan, dan MRI (gunakan modalitas yang paling murah dan tentunya tersedia di fasilitas tempat kita bekerja).
Referensi
Mangunatmadja I. Pendekatan klinis berbagai kasus neurologi anak yang membutuhkan pemeriksan pencitraan. Sari Pediatri. 2003; 5(2): 85-90.
Regards
Blog Dokter Sobri
No comments:
Post a Comment
# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.
# Terima Kasih