Blog yang berisikan informasi seputar kesehatan dan dunia kedokteran .

Breaking

Sunday, 3 February 2019

Kuliah Faal

Blog Dokter Sobri

Kuliah Faal
Fetus hingga menjadi fully adapted adult melakukan pertahanan homeostasis. Manusia melakukannya dengan mekanisme refleks, yaitu perilaku yang paling sederhana
Growth sering diasosiasikan dengan pertambahan dimensi sementara Development merupakan pematangan fungsi.

Growth dan Development (G&D) dipengaruhi oleh faktor-faktor:
Intrauterine
1. eksternal: Gizi
2. Internal:
a. Cytoskines
b. Hormon (akan menggantikan sitokin saat plasenta dapat memproduksi GH)
c. Genetik
Ekstrauterine:
1. Internal: GH dan hormon reproduksi (LH, FSH, Testoterone, Estrogen, dsb) saat pubertas
2. Eksternal: Gizi

Hormone akan mempengaruhi G&D, mempengaruhi sekresi (hormon lain??), dan perlu reseptor. Hormon juga akan meregulasi metabolisme nutrien. Iramanya circadian (day-night) à irama per-24 jam.
IGF-1 (Insulin Like Growth Factor-1) à merupakan bagian dari somatemedins (somatomedins sendiri terdiri atas IGF1 dan IGF2)
1. IGF-1 bersama dengan EGF akan mendorong (promote) pertumbuhan dari kelenjari tiroid. Berdasarkan fisiologi ganong, keduanya belum diketahui mekanisme kontrolnya terhadap tiroid
2. IGF-1 yang dihasilkan oleh kerja hormon-hormon pertumbuhan, akan menstimulasi sintesis protein pada tulang
Kerja dari GH terhadap pertumbuhan, kartilago, dan metabolisme protein bergantung dari interaksinya dengan somatomedines à disekresikan jaringan hati dan jaringan lainnya (Ganong), karena mRNA dari hormon ini ditemukan di liver, kartilago, dan jaringan lainnya.
IGF-1 / Somatomedin C dan IGF-2 mirip dengan insulin., dan memiliki reseptor yang mirip.
Pada dasarnya, IGF-1 berfungsi dalam perkembangan tulang dan kartilago.

Nutrienàmempengaruhi kerja hormon
à harus lengkap agar protein tidak dibakar u/ energi
àusia berpengaruh! (kekurangan gizi waktu pubertas, orang ttp akan tumbuh)
à penyakit mengakibatkan katabolisme protein
Dan stimuli eksternal à stimulasi nervous system à neuroendocrine
Contoh: olahraga intense à peningkatan GH
Faktor2 yang menignkatkan GH: (1)  kondisi seperti hipoglikemi yang mengancam keberadaan substrat untuk metabolisme; (2) Peningkatan beberapa macam protein; (3) Stressful stimuli (tekanan).
Faktor2 yang menurunkan GH: (1) REM Sleep; (2) Glucose; (3) Cortisol; (4) GH itu sendiri (SEMUA DARI GANONG!)


Efek dari Insulin: Pada dasarnya, insulin mengakibatkan efek hipoglikemi. Terdapat juga efek lain seperti: pada jaringan otot (peningkatan entry glukosa dan pembentukan glikogen, serta penurunan katabolisme protein), adiposa (meningkatkan entry glukosa, sintesa asam lemak), dan liver (menurunkan ketogenesis, dsb). Pada umumnya: INSULIN MENINGKATKAN CELL GROWTH!

Efek dari Calcitonin: Calcitonin akan menurunkan sirkulasi kalsium dan fosfat, dengan menurunkan resorpsi tulang. Pada anak muda, hormon ini disekresikan lebih banyak, diduga penting untuk pertumbuhan tulang.
Efek PTH (Paratiroid): PTH bekerja langsung pda tulang dengan meningkatkan resorpsi tulang dan mobilisasi Ca2+ serta menurunkan level phosphat dalam plasma dan meningkatkan ekskresi phosphat  di urin.
1.25 DHC: Bekerja dengan meningkatkan absorpsi Ca2+ pada lumen intestine, reabsorps Ca2+ pada ginjal, , meningkatkan aktivitas sintesis pada osteoblas, dan penting untuk kalsifikasi normal dari matriks.
Efek dari GH: Masih belum diketahui efek fisiologis dari GH dengan pasti. Namun dapat diringkas sebagai berikut: GH-àretensi Na, penurunan aktivitas insulin, lipolisis, sintesis protein, pertumbuhan epifisis, dan mendorong terbentuknya IGF-1 (IGF-1: insulin-like activity, antilipolityc activity, sintesis protein, pertumbuhan epifisis)
Efek dari Thyroid:sistem cardiovascular (ningkatin beta-adrenergic receptor, eningkatkan respon terhadap katekolamin, meningkatkan proporsi alfa-myosin), jar. Adiposa (stimulasi lipolisis), jari otot (meningkatkan katabolisme protein), Sistem saraf (normal brain development), usus (meningkatkan absorpsi karbohidrat), lipoprotein (stimulasi formasi LDL), lain-lain (ningkatkin konsumsi oksigen dan meningkatkan laju metabolisme), tulang (permissive role) (KATA GANONG) Kata dr. Dwirini via slidenya:
 
pd kdr fisiologis, m’­kn penyerapan
          glukosa o/ sel otot
- m’rangs p’btkn protein, mell efek stimulasi
          pd ekspresi gen à pertumbuhan otot m’ ­.
- m’­kn  glikolisis otot 
*perbedaan mungkin terjadi karena di Ganong stressingnya kalo tiroid berlebih, sementara dr.Dwirini stressing pada kadar fisiologis. Biar aman, kita pake punya dr.Dwirini aja kalo menurut anda soalnya dari dept. Biokim.

Penyakit2 yang ada di slide:
1. Cretinisme: Kretin adalah sebutan bagi anak dengan hipotirodisme sejak lahir. Mereka kerdil, retardasi mental, “potbellies”, dan lidah membesar. Penyebabnya termasuk ibu yang kekurangan iodine, disgenesis tiroid pada fetus, inborn errors of thyroid hormone synthesis, maternal antythiroid antibodies, fetal hypopituitary hipotiroidism
2. Acromegaly dan gigantisme diakibatkan oleh kelebihan sekresi GH. Pada acromegaly, sekresi GH terjadi secara berlebih pada saat epifisis telah menutup mengakibatkan tulang menjadi menebal, jaringan ikat dan kulit berproliferasi. Yang paling terpengaruh adalah wajah.

Gigantisme, kelebihan sekresi GH terjadi sebelum epifisis menutup, sehingga bentuk tubuh yang tidak proporsional tidak nampak.
3. Dwarfisme: Dapat terjadi akibat kekurangan GRH, GH, dan IGF-1. Dapat juga terjadi akibat GH insensitivity. Kekerasan kronis dapat menimbulkan psychososial dwarfism.

Achondroplasia merupakan kelainan dwarfisme paling lazim, dengan pemunculan kaki yang pendek dan “trunk” (dada, perut, punggung) yang normal.
4. Osteomalacea dan Rickets: Kekurangan vitamin D disebut osteomalacea (dewasa) atau rickets (pada anak). Kelainan ini mengakibatkan gagalnya Ca2+ dan PO43- untuk dibawa ke situs pemineralan tulang. Gejala pada anak adalah bungkuk, cacat gigi, dan hypocalcaemia. Pada orang dewasa gejala ini tidak terlalu nampak. Resistensi pada vitamin D juga dapat mengakibatkan Ricketsia.
5. Osteoporosis: Keadaan hilangnya matriks tulang, akibat berlebihnya aktivitas dari osteoklas. Pada saat masih bertumbuh dan berkembang, manusia akan mendepositkan matriks tulang, dan akan menghilang saat tua.
Pada perempuan, estrogen yang menurun akan meningkatkan kera osteoklas karena hilangnya faktor-faktor inhibitor kerja osteoklas dan promotor apoptosisnya.

Referensi
Slide Kuliah

Regards
Blog Dokter Sobri

No comments:

Post a Comment

# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.

# Terima Kasih