Blog yang berisikan informasi seputar kesehatan dan dunia kedokteran .

Breaking

Wednesday, 27 March 2019

Prinsip Penanganan Fraktur

Blog Dokter Sobri

Prinsip penanganan fraktur

Prinsip penatalaksanaan fraktur 

Prinsip penatalaksanaan fraktur terdiri dari empat pilar utama yang disebut dengan 4R antara lain:

Recognition
Mengetahui dan melakukan penilaian pada keadaan fraktur dengan cara melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan radiologis. Mengetahui bentuk dan lokasi fraktur dapat menentukan teknik yang sesuai untuk mengobati fraktur dan mengatasi komplikasi yang dapat terjadi pada saat pengobatan

Reduction
Reduksi memiliki tujuan untuk mengembalikan posisi fraktur menjadi posisi seanatomis mungkin. Tindakan tersebbut merupakan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk memanipulasi fragmen tulang patah dapat kembali ke posisi asalnya. Reduksi dapat dilakukan secara terbuka dan tertutup.

Retention
Retensi atau imobilisasi merupakan pilar yang bertujuan untuk mencegah pergeseran dari fragmen-fragmen tulang. Setelah dilakukannya reduksi, perlu dilakukan imobilisasi tulang sehingga tulang dalam posisi yang benar hingga terjadi penyatuan yang sempurna. Imobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi interna dan eksterna. Fiksasi ekterna seperti menggunakan gips, bidai, pin, pembalutan, fiksator eksterna. Fiksasi interna dapat menggunakan implan logam.

Rehabilitasi
Pilar terakhir berfungsi untuk mengembalikan aktivitas fungsional dengan semaksimal mungkin. Rehabilitasi dapat menghindari dari atrofi atau kontraktur. Latihan-latihan perlu dilakukan untuk mempertahankan kekuatan dari bagian yang fraktur.

Tatalaksana awal mencakup pemberian obat anti nyeri dan melakukan bidai pada sisi yang mengalami fraktur. Pemberian obat yang menghambat saraf femoral dapat bermanfaat pada pasien yang akan menunda operasi. Tatalaksana operatif merupakan pilihan utama pada kassus fraktur kolum femur. Fraktur yang tidak terbergeser tidak akan menyatu tanpa adnaya fiksasi internal.


Indikasi lain untuk tatalaksana non-operatif pada fraktur impaksi Garden I adalah cedera yang sudah lama yang telah terjadi beberapa minggu tanpa adanya gejala yang ditimbulan akibat posisi fraktur. Operasi dilakukan pada pasien muda yang gawat Pada pasien lanjut usia, semakin lama penundaan operasi, semakin besar kemungkinan komplikasi.

Referensi:
Salter R. Textbook of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal System. 3rd ed. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins; 1971.

Regards
Blog Dokter Sobri

No comments:

Post a Comment

# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.

# Terima Kasih