Blog Dokter Sobri
Faktor Risiko PPOK
Identifikasi faktor risiko
merupakan langkah awal
yangpenting dalam pencegahan, diagnosis dan
penatalaksanaan PPOK. Meskipun hingga saat ini pemahaman faktor risiko PPOK
dalam banyak hal masih belum diketahui secara pasti, diperlukan pemahaman interaksi
dan korelasi antara faktor-faktor risiko. Faktor risiko yang diketahui berhubungan dengan PPOK
hingga saat ini adalah:
·
Asap Rokok
Kebiasaan merokok adalah satu-satunya
penyebab kausal yang signifikan, jauh lebih penting dari faktor penyebab
lainnya. Asap rokok mempunyai prevalensi yang tinggi menyebab gejala respirasi dan
penurunan gangguan fungsi paru. Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa
terdapat rerata penurunan VEP1. Selain
itu, risiko PPOK pada perokok tergantung dari dosis rokok yang dihisap, usia
mulai merokok, jumlah batang rokok pertahun dan lamanya merokok
( Indeks Brinkman = lama merokok ‘tahun’ X jumlah batang rokok per hari)
Ringan : 0-200; Sedang : 200-600; Berat :
> 600
·
Polusi Udara
Berbagai macam partikel dan gas yang terdapat di udara sekitar
dalam jumlah tertentu dapat menjadi penyebab terjadinya polusi udara. Ukuran
dan macam partikel akan memberikan efek yang berbeda terhadap timbulnya dan
beratnya PPOK serta bergantung pada lam pajanan. Secara singkat, polusi udara
terbagi menjadi :
·
Polusi di dalam ruangan
- Asap rokok
- Asap kompor
·
Polusi di luar ruangan
- Gas buang kendaraan bermotor
- Debu jalanan
·
Polusi tempat kerja (bahan kimia, zat
iritasi, gas beracun)
·
Stres Oksidatif &
Infeksi Berulang
Paru selalu terpajan oleh oksidan baik
endogen maupun eksogen. Oksidan endogen timbul dari reaksi sel fagosit dan tipe
sel lainnya sedangkan oksidan eksogen dari paparan polutan dan asap rokok.
Ketika keseimbangan antara oksidan dan antioksidan teganggu, misalnya kelebihan
oksidan dan atau deplesi antioksidan akan menimbulkan stres oksidatif. Stres
oksidatif tidak hanya menimbulkan efek kerusakan pada paru tetapi juga
menimbulkan aktifitas molekuler sebagai awal inflamasi
paru. Hal ini serupa dengan infeksi berulang yang memicu inflamasi jalan napas, berperan secara bermakna menimbulkan eksaserbasi
·
Sosio-ekonomi
Faktor ini berhubungan dengan demografi dan asupan nutrisi. Pajanan
polusi di dalam dan luar ruangan, pemukinan yang padat, nutrisi yang jelek, dan
faktor lain yang berhubungan dengan status sosial ekonomi kemungkinan dapat
menjelaskan hal ini. Di sisi lain, peranan
nutrisi sebagai faktor risiko tersendiri penyebab berkembangnya PPOK belum
jelas. Malnutrisi dan penurunan berat
badan dapat menurunkan kekuatan dan
ketahanan otot respirasi, karena penurunan masa otot dan kekuatan serabut otot.
Kelaparan dan status anabolik/katabolik berkembang menjadi empisema pada percobaan binatang.
·
Tumbuh Kembang Paru
Pertumbuhan
paru ini berkaitan dengan proses selama kehamilan, kelahiran, dan pajanan waktu
kecil. Kecepatan maksimal penurunan fungsi paru seseorang adalah risiko untuk
terjadinya PPOK. Studi metaanalias menyatakan bahwa berat lahir mempengaruhi
nilai VEP1 pada masa anak.
·
Asma
Pada laporan “The Tucson Epidemiological Study” didapatkan bahwa orang dengan asma 12 kali
lebih tinggi risiko terkena PPOK daripada bukan asma meskipun telah berhenti
merokok.
·
Genetik
Regards
Blog Dokter Sobri
No comments:
Post a Comment
# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.
# Terima Kasih