Blog yang berisikan informasi seputar kesehatan dan dunia kedokteran .

Breaking

Saturday, 23 November 2019

Faktor Risiko PPOK

Blog Dokter Sobri

Faktor Risiko PPOK

Identifikasi faktor risiko merupakan langkah awal yangpenting dalam pencegahan, diagnosis dan penatalaksanaan PPOK. Meskipun hingga saat ini pemahaman faktor risiko PPOK dalam banyak hal masih belum diketahui secara pasti, diperlukan pemahaman interaksi dan korelasi antara faktor-faktor risiko. Faktor risiko yang diketahui berhubungan dengan PPOK hingga saat ini adalah:
·         Asap Rokok
Kebiasaan merokok adalah satu-satunya penyebab kausal yang signifikan, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya. Asap rokok mempunyai prevalensi yang tinggi menyebab gejala respirasi dan penurunan gangguan fungsi paru. Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa terdapat rerata penurunan VEP1. Selain itu, risiko PPOK pada perokok tergantung dari dosis rokok yang dihisap, usia mulai merokok, jumlah batang rokok pertahun dan lamanya merokok ( Indeks Brinkman = lama merokok ‘tahun’ X jumlah batang rokok per hari)
Ringan : 0-200; Sedang : 200-600; Berat : > 600
·         Polusi Udara
Berbagai macam partikel dan gas yang terdapat di udara sekitar dalam jumlah tertentu dapat menjadi penyebab terjadinya polusi udara. Ukuran dan macam partikel akan memberikan efek yang berbeda terhadap timbulnya dan beratnya PPOK serta bergantung pada lam pajanan. Secara singkat, polusi udara terbagi menjadi :
· Polusi di dalam ruangan
- Asap rokok
- Asap kompor
· Polusi di luar ruangan
- Gas buang kendaraan bermotor
- Debu jalanan
· Polusi tempat kerja (bahan kimia, zat iritasi, gas beracun)

·         Stres Oksidatif & Infeksi Berulang
Paru selalu terpajan oleh oksidan baik endogen maupun eksogen. Oksidan endogen timbul dari reaksi sel fagosit dan tipe sel lainnya sedangkan oksidan eksogen dari paparan polutan dan asap rokok. Ketika keseimbangan antara oksidan dan antioksidan teganggu, misalnya kelebihan oksidan dan atau deplesi antioksidan akan menimbulkan stres oksidatif. Stres oksidatif tidak hanya menimbulkan efek kerusakan pada paru tetapi juga menimbulkan aktifitas molekuler sebagai awal inflamasi paru. Hal ini serupa dengan infeksi berulang yang memicu  inflamasi jalan napas, berperan secara bermakna menimbulkan eksaserbasi
·         Sosio-ekonomi
Faktor ini berhubungan dengan demografi dan asupan nutrisi. Pajanan polusi di dalam dan luar ruangan, pemukinan yang padat, nutrisi yang jelek, dan faktor lain yang berhubungan dengan status sosial ekonomi kemungkinan dapat
menjelaskan hal ini. Di sisi lain, peranan nutrisi sebagai faktor risiko tersendiri penyebab berkembangnya PPOK belum jelas. Malnutrisi dan penurunan berat
badan dapat menurunkan kekuatan dan ketahanan otot respirasi, karena penurunan masa otot dan kekuatan serabut otot. Kelaparan dan status anabolik/katabolik berkembang menjadi empisema pada percobaan binatang.
·         Tumbuh Kembang Paru
Pertumbuhan paru ini berkaitan dengan proses selama kehamilan, kelahiran, dan pajanan waktu kecil. Kecepatan maksimal penurunan fungsi paru seseorang adalah risiko untuk terjadinya PPOK. Studi metaanalias menyatakan bahwa berat lahir mempengaruhi nilai VEP1 pada masa anak.
·         Asma
Pada laporan “The Tucson Epidemiological Study” didapatkan bahwa orang dengan asma 12 kali lebih tinggi risiko terkena PPOK daripada bukan asma meskipun telah berhenti merokok.
·         Genetik

Regards
Blog Dokter Sobri

No comments:

Post a Comment

# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.

# Terima Kasih