Blog yang berisikan informasi seputar kesehatan dan dunia kedokteran .

Breaking

Wednesday, 20 November 2019

Diagnosis Edema paru non kardiogenik dan ARDS

Blog Dokter Sobri

Diagnosis edema paru non kardiogenik dan ARDS

Acute respiratory distress syndrome (ARDS) ditandai dengan adanya edema paru nonkardiak, hipoksemia, inflamasi paru, dan penurunan compliance paru. Tidak ada baku emas diagnostik pada ARDS. Pada tahun 1988, disusun kriteria untuk mendefinisikan ARDS yang terdiri dari 3 aspek yaitu 1) menentukan apakah penyakit bersifat akut atau kronik, 2) menentukan apakah terdapat risiko terkait atau kondisi medis lain, 3) menilai keparahan dari disfungsi pulmoner (Lung Injury Score) yang berdasar pada hipoksemia, kadar PEEP yang dibutuhkan, compliance sistem respirasi, dan derajat abnormalitas temuan radiologis. Dari penilaian tersebut hasil >2,5 digunakan untuk mendiagnosis ARDS.  Pada tahun 1994, American and European Consensus Conference (AECC) mempublikasikan definisi ARDS yaitu suatu sindrom dengan awitan akut, opasitas bilateral pada radiografi toraks yang konsisten dengan edema paru, tekanan oklusi arteri pulmonalis < 18 mmHg (atau tidak adanya bukti klinis hipertensi atrial), dan hipoksemia yang dinilai sebagai rasio PO2/FiO2 (gambar 1). Berdasarkan konsensus tersebut, nilai PO2/FiO2 <
300 didefinisikan sebagai acute lung injury (ALI) dan nilai <200 merupakan diagnosis ARDS

Regards
Blog Dokter Sobri

No comments:

Post a Comment

# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.

# Terima Kasih