Blog yang berisikan informasi seputar kesehatan dan dunia kedokteran .

Breaking

Friday 17 May 2019

Trypanosoma cruzi ringkas

Blog Dokter Sobri

Trypanosoma Cruzi Ringkas

Trypanosoma cruzi
            manusia merupakan hospes parasit ini dan hospes reservoarnya ialah binatang peliharaan(anjing dan kucing) atau binatang liar(tupai, armadillo, kera, dll). Triatoma berperan sebagai hospes perantara. penyakitnya disebut tripanosomiasis Amerika atau penyakit chagas.

Epidemiologi
            Penyakit ini ditemukan di Amerika Selatan, Amerika tengah dan Amerika Serikat. Hospes reservoar selalu merupakan sumber infeksi dab cara pencegahan dapat dilakukan dengan memberantas vektornya yaitu Triatoma dan melindungi manias dari gigitannya. Hospes perantaranya ialah Triatoma infestans, Rhodnius prolixus dan Panstrongylus megistus yang hidup di sela-sela dinding rumah yang terbuat dari kayu atau batu.

Morfologi dan Daur hidup
            Dalam badan manusia, parasit ini terdapat dalam dua stadium yaitu tripomastigot dan stadium amastigot. Stadium tripomastigot hidup di luar sel dalam darah dan tidak berkembang biak, sehingga di dalam darah tidak ditemukan bentuk yang membelah. Parasit ini panjangnya 20 mikron dan menyerupai huruf c atau huruf  dengan kinetoplas yang besar.
            stadium amastigot, yang besarnya hanya 2-3 mikro, terdapat intraselular dala sel re dan berkembang biak secara belah pasang longitudinal. Setelah penuh, sel re pecah dan stadium amastigot melalui stadium prommastigot berubah menjadi stadium epimastigot, kemudian berubah menjadi stadium tripomastigot yang  masuk kembali ke dalam darah. Stadium amastigot ditemukan di dalam sel re limpa, hati, kelenjar limfe sumsum tulang, sel otot jantung, dan sel otak. Bila triatoma menghisap darah seorang penderita tripanosomiasis, stadium tripomastigot dan stadium amastigot berubah menjadi stadium epimastigot dalam usus tengah, kemudian stadium epimastigot ini berkembangbiak secara belah pasang longitudinal dan kemudian bermigrasi ke bagian posterior untuk berubah menjadi stadium tripomastigot metasiklik yang merupakan bentuk infektif. Siklus ini berlangsung selama kira-kira 10 hari.
            waktu menusuk orang lain untuk mengisap darahnya,Triatoma mengeluarkan pula sedikit tinjanya yang mengandung bentuk infektif dan diletakkan pada kulit. oleh karena tusukan terasa gatal, maka orang menggrauk sehingga parasit masuk ked lam luka  dan terjadilah infeksi. Cara infeksi ini disebut posterior contaminative. parasit ini dapat pulanmasuk melalui kulit yang utuh, misalnya melaui selaput lendir mata.

Patologi dan Gejala klinik
            Pada porte d’entrée stadium tripomastigot metasiklik dikelilingi oleh makrofag dan kemudian masuk ke dalamnya dan berubah menjadi stadium amastigot dan membelah. Banyak makrofag yang diserang sehingga terbentuk suatu granuloma(chagoma) yang dapat membendung aliran limfe. Bila hal ini terjadi pada mata, timbul edema kelopak mata pad asalh satu mata(edema unilateral) yang disebut gejala romana. Melalui stadium promastigot dan epimastigot, parasit ini masuk ke alat-alat dalam yang mengandung sel re, sehingga timbul gejala splenomegali, hepatomegali dan limfadenopati, juga terjadi kelainan pada tulang karena penuh dengan parasit. Penderita sakit berat, demam, dan sering ada gejala jantung, sehingga penderita meninggal pada stadium akut ini. Hal ini biasanya terjadi pada anak. Pada orang dewasa penyakit dapat menahun.

Diagnosis
            diagnosis ditegakkan dengan :
1. menemukan parasit dalam darah pada waktu demam atau dalam biopsy kelenjar limfe, limpa, hati dan sumsum tulang(stadium tripomastigot dan stadium amastigot)
2. menemukan parasit pada pembiakan(stadium epimastigot)
3. xenodiagnosis, dengan percobaan serangga Triatoma atau Cimex.
4. ada beberapa uji imudiagnostik yang telah dikembangkan untuk mendeteksi adanya zat anti terhadap T. gambiense , antara lain :
a. uji aglutinasi Card (CATT-Card Agglutination Test for Trypanosomiasis)  yang banyak digunakan di lapangan
b. ELISA  untuk mendeteksi adanya antigen tripanosoma di dalam serum dan cairan serebro-spinal
c. Card Indirect Aglutination Test (CIAT) yang merupakan modifikasi ELISA dengan uji aglutinasi lateks
            PCR juga suatu cara yang dapat digunakan karena cukup sensitif dan spesifik yang sedang dikembang untuk mendeteksi adanya DNA tripanosoma di dalam orak penderita yang meniggal akibat ensefalopati pasca pengobatan serta DNA di dalam kelenjar liru dam lambung tse-tse .

Pengobatan
            Pengobatan terhadap penyakit ini tidak memuaskan, oleh karena belum ada obat yang dapat menghancurkan parasit yang berada dalam sel jaringan. Primakuin agaknya obat yang terbaik untuk membasmi tripomastigot dalam darah, dengan demikian mencegah invasilebih lanjut ke dalam jaringan. Selain itu juga digunakan nitrofurans dan amfoterisin B.
            Pada tikus pengobatan kombinasi antara obat-obat anti mikosis golongan azol dengan terbinafin selama 24 hari memberikan derajat kesembuhan 100%. Percobaan in vitro menunjukkan hasil yang baik dapat dicapai oleh pengobatan kombinasi antara lovastatin, azol, dan terbinafin.
            Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengobatan radikal yang membasmi semua tripanosoma dari susunan saraf pusat dapat mencegah terjadinya ensefalopati pasca pengobatan. 

Referensi:
1.Gandahusada S, Ilahude HD, Pribadi W. Parasitologi Kedokteran. edisi ke-3. Jakarta : Gaya Baru. 1998. Hal : 144-149
2.Gandahusada S, Ilahude HD, Pribadi W. Parasitologi Kedokteran. edisi ke-3. Jakarta : Gaya Baru. 1998. Hal : 153-161

Regards
Blog Dokter Sobri

No comments:

Post a Comment

# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.

# Terima Kasih