Blog yang berisikan informasi seputar kesehatan dan dunia kedokteran .

Breaking

Thursday 23 May 2019

Kaki Diabetik

Blog Dokter Sobri

Kaki Diabetik

Kaki diabetes menjadi salah satu komplikasi kronik yang sering dialami pendeirita DM. Kaki diabetes merupakan perubahan patologis pada ekstremitas bawah sebagai akibat komplikasi diabetes yang tidak terkontrol. Sampai saat ini kaki diabetes masih merupakan masalah yang serius yang ditangani oleh dokter-dokter di Indoensia. Angka kematian dan amputasi akibat kaki diabetes masih cukup tinggi. Data RSUPNCM tahun 2003 didapatkan presentasi terjadinya kematian akibat kaki diabaetes adalah sebesar 16%. Sedangkan presentasi orang yang mengalami amputasi adalah sebesar 25%. Nasib para pasien setelah amputasi pun cukup buruk. Didapatkan data bahwa sebersasr 14,3% akan meninggal dalam setahun dan sebanyak 37% akan meninggal dalam 3 tahun pasca amputasi

Patofisiologi
Kaki diabetes terjadi karena adanya kondisi hiperglikemik pada pasien DM. Hal ini kemudian menyebabkan neuropati dan kelaian pada pembuluh darah. Kemudian neuropati menyebabkan berbagai perubahan pada kulit dan otot. Akibatnya terjadi perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki yang kemudian mempermudah terjadinya ulkus dan rentan infeksi.
Pasien dengan kaki diabetik dapat mengalami gangguan motorik. Hal ini terjadi karena atrofi otot-otot intrinsik, kelemahan otot, dan keterbatasan lingkup gerak sendi. Sebagai akibatnya terjadi deformitas fleksi atau biasa juga disebut dengan claw toes.. Pada kondisi ini pasien akan mengalami peningkatan tekanan pada metatarsal dan ujung jari. Akibatnya timbul kallus dan memudahkan terjadinya infeksi dan membentuk ulkus. Pada keadaan yang sangat serius pasien harus menjalani amputasi.
Kaki diabetik biasanya terjadi karena adanya tekanan rendah yang terus-menerus, seperti memakai sepatu yang sempti, tekanan berulang seperti berjalan, luka tusuk, memotong kuku yang mengikis kallus. Pasien biasnaya tidak merasakan sakit karena daerah kaki telah mengalami neuropati sehingga pasien akan terus melakukan kegiatan tersebut hingga akhirnya kaki menjadi luka dan sulit disembuhkan.

Pemeriksaan
Pemeriksaan kaki diabetik dapat dilakukan dengan inspeksi, pemeriksaan sensoris, pemeriksaan vaskularisasi kaki, dan pemeriksaan muskuloskeletal. Pada inspeksi dapat kita lihat danya kalus, kulit kering, claw toes, dll. Pemeriksaan sensoris dapat dilakukan dengan semmes weintein monofilamen, sensasi raba ringan. Pemeriksaan vaskularisasi dilakukan dengan meraba pulsasi a. Poplitea dan a. Doraslis pedis. Kemudian pemeriksaan muskuloskeletal dilakukan dengan  pemeriksaan pergerakan sendi kaki dan tungkai, dan pemeriksaan kekuatan otot kaki dan tungkai.

Klasifikasi
Klasifikasi penting untuk menentukan menentukan rencana terapi yang akan diberikan. Berikut klasifikasi kaki diabetik menurut Wagner:
Grade 0           : kulit tidak luka / deformitas
Grade 1           : ulkus superfisial, terlokalisisr
Grade 2           : ulkus sampai tendon, ligamen &  sendi
Grade 3           : osteomyelitis
Grade 4           : gangren pada satu atau dua kaki/kaki depan
Grade 5           : gangren pada seluruh kaki

Untuk stage 1 dan 2 peran pencegahan primer sangat penting dan semuanya dapat dikerjakan di pelayanan kesehatan primer baik oleh podiatrist ataupun dokter keluarga. Untuk stage 3 dan 4 kebanyakan memerlukan perawatan di tingkat lebih memadai dan memerlukan pelayanan dokter spesialis. Kemudian pada stage 5 dan 6 sudah merupakan kasus rawat inap dan perawatan intensif.

Pengelolaan
Pengelolaan kaki diabetes dibagi menjadi dua kelompok besar yatiu pencegahan terjadinya kaki diabetes dan terjadinya ulkus dan pencegahan agar tidak terjadi kecacatan yang lebih parah. Pada pencegahan primer penyuluhan tentang kaki diabetes merupakan hal yang sangat utama. Pasien harus selalu diingatkan tentang kemungkinan komplikasi kaki diabetes. Selain itu harus diingatkan juga tentang cara merawat kaki yang baik. Pasien harus diberikan penjelasan tentang cara memotong kuku yang baik, penjelasan tetang senam kaki, dan pembuatan sepatu khusus untuk mengurangi tekanan.
Pada pencegahan skeunder  ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Hal tersebut adalah
·         Kontrol metabolik
·         Kontrol vaskuler
·         Kotrol luka
·         Kontrol mikrobiologi
·         Edukasi

Kontrol metabolik
Keadaan umum pasien harus diperhatikan dan diperbaiki. Konsentrasi glukosa darah diusahakan agar selalu dalam kondisi normal. Hal ini untuk memperbaiki barbagai faktor terkait hiperglikemia yang dapat menghambat penyembuhan luka. Selain itu status nutrisi juga harus diperhatikan. Hal ini juga akan membantu kesembuhan luka.

Kontrol vaskuler
Keadan vaskuler yang buruk tentunya akan memperlabat proses penyembuhan luka pasien. Oleh karena kondisi vaskuler harus diketahui dan diperbaiki jika mengalami gangguan. Perbaikan dapat dilakukan dengan meminta pasien untuk melakukan modifikasi faktor risiko seperti merokok, hiperglikemia, hipertensi, dan dislipidemia. Selain itu jika perlu dapat dilakukan tindakan revaskularisasi dengan cara pembedahan.

Kontrol luka
Sejak pertama kali pasien datang untuk berobat kontrol luka harus diperhatian dengan baik. setelah kita melihat luka pada kaki pasien dapat dilakukan debriment terlebih dahulu. Setelah itu luka dapat dibalut sesuai dengan keadaan dan letak luka.

Kontrol mikrobiologi
Data mengenai pola kuman perlu diperbaiki secara berkala untuk setiap daerah yang berbeda. Di RSUPNCM didapatkan bahwa pasien yang datang dari luar umumnya didapatkan infeksi bakteri yang multipel anaerob dan aerob. Antiobiotik yang digunakan harus disesuaikan dengan hasil biakan kuman resistensinya.  

Referensi:
1.      Sudoyo AW. Setiyohadi B. Alwi I. Simadibrata M. Setiati S. Buku Ajar ilmu Penyakit Dalam . Jilid III. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing. 2009. p. 1942-46

Regards
Blog Dokter Sobri

No comments:

Post a Comment

# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.

# Terima Kasih