Blog yang berisikan informasi seputar kesehatan dan dunia kedokteran .

Breaking

Thursday, 18 July 2019

Etiologi dan patogenesis konjungtivitis bakteri

Blog Dokter Sobri

Etiologi dan patogenesis dan konjungtivitis bakteri

Penyebab tersering dari konjungtivits bakterialis adalah S. pneumonia, S. aureus, H. influenza, dan Moraxella catarrhalis. Penyebab atau etiologi dari penyakit ini dapat dibagi berdasarkan onset terjadinya, yaitu :
1.      Hiperakut ( purulen)
a.      Neisseria gonorrhoeae
b.      Neisseria gonorrhoeae subspesies kochii
c.       Neisseria meningitidis
2.      Akut (mukopurulen)
a.       Pneumococcus ( Streptococcus pneumoniae)
b.      Haemophillus aegyptius, pada iklim tropis
3.      Subakut
a.      Haemophilus influenzae
4.      Kronik
a.      Staphylococcus aureus
b.      Moraxella lacunata
5.      Tipe Jarang
a.       Streptococci
b.      Moraxella catarrhalis
c.       Coliformis
d.      Proteus
e.       Corynobacterium diphteriae
f.        Mycobacterium tuberculosis
6.      Klamidial
a.       Trakoma ( Chlamydia trachomatis serovar A – C)
b.      Konjungtivitis inklusi ( Chlamydia trachomatis serovar D – K)
c.       Limfagranuloma venereum ( Chlamydia trachomatis serovar L1 – 3)
Terjadinya penyakit konjungtivits bakterialis dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang mencakup faktor predisposisi, jenis bakteri, dan jalur infeksinya. Faktor predisposisi tersebut berupa kebersihan yang buruk, iklim panas dan kering, perilaku hidup yang tidak bersih dan sehat, serta sanitasi yang buruk. Dari faktor pejamu, adanya abnormalitas pada permukaan mata, kelopak mata, lapisan air mata, atau keadaan imunokompromi, dapat memudahkan terjadinya infeksi pada konjungtiva.
Dari agen penginfeksi, dapat berasal dari lokal, eksogen, ataupun endogen. Penyebaran secara lokal dapat terjadi jika terdapat struktur sekitar yang terinfeksi, seperti selulitis, kelopak mata, kalenjar lakrimal, hingga nasofaring. Infeksi eksogen menyebar melalui kontak langsung yang bersumber dari luar tubuh. Hal ini dapat terjadi melalui air dan udara. Adanya suatu media penginfeksi juga dapat memicu hal ini, seperti vektor penyakit, pada lalat, atau media lainnya, seperti tangan pekerja kesehatan yang tidak bersih, handuk atau kain yang dipakai bersama,atau alat pemeriksaan fisis yang tidak steril. Penyebaran secara enfogen terjadi dari sirkulasi darah sistemik, seperti infeksi gonokokus atau meningokokus.
Bakteri yang sudah menginfeksi konjungtiva akan memicu respons inflamasi. Respons pertama yang muncul adalah respons vaskular, dimana terjadi edema dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan proliferasi kapiler. Lalu, akan terjadi respons seluler yang mengsekresikan eksudat pada substansia propria konjungtiva atau di kantung konjungtival. Lalu, jaringan konjungtiva akan merespons dan terjadi edema, degenerasi, perenggangan antar tautan sel, hinga terjadi deskuamasi pada sel epitel superfisial, hingga proliferasi sel goblet. Respons terakhir berupa pengeluaran cairan konjungtiva, atau conjunctival discharge, yang terdiri dari air mata, mukus, sel – sel inflamasi, sel epitel terdeskuamasi, fibrin, dan bakteri. Jika sangat berat, sekret dapat disertai darah

Regards
Blog Dokter Sobri

No comments:

Post a Comment

# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.

# Terima Kasih