Blog yang berisikan informasi seputar kesehatan dan dunia kedokteran .

Breaking

Monday 23 December 2019

Tatalaksana medikamentosa TIA

Blog Dokter Sobri

Tatalaksana medikamentosa TIA

Tatalaksana Medikamentosa
Terapi antitrombotik
            Pasien dengan TIA yang memiliki kardioemboli dan atrial fibrilasi direkomendasikan untuk menggunakan terapi antikoagulan. Warfarin menunjukkan efektivitas yang baik pada pasien atrial fibrilasi. Tetapi hal ini berkebalikan apabila pasien tidak memiliki kardioemboli warfarin justru meningkatkan risiko terjadinya perdarahan. Pasien dengan atrial fibrilasi yang persisten dan paroksimal yang memiliki kardioembolik diberikan antikoagulan oral berkepanjangan. Obat antikoagulan oral yang dapat digunakan yaitu dabigatran. Obat ini memiliki risiko perdarahan yang rendah. Apixaban dan rivaroxaban juga dapat diberikan. apabila pasien memiliki kontraindikasi dengan antikoagulan oral dapat diberikan aspirin. Aspirin yang diberikan 325 mg per hari atau klopidogrel 75 mg jika aspirin tidak toleran.1,7
            Pada pasien TIA dengan nonkardioembolik dapat diberikan aspirin dan klopidogrel sebagai lini pertama pengobatan. Dosis yang diberikan 25 mg 2 kali sehari sampai 325 mg 4 kali sehari dapat mencegah stroke paska TIA. Dosis yang lebih rendah juga dapat mengurangi terjadinya perdarahan saluran cerna. Dosis aspirin yang efektif 81 mg per hari. Kejadian iskemik berulang dapat dikombinasikan dengan dipiridamole lepas lambat.1,7
Terapi hipertensi
            Obat yang digunakan dalam terapi hipertensi pada pasien TIA adalah ARB, ACE inhibitor, atau ACE inhibitor dengan diuretik. Dalam 24-48 jam tekanan darah tidak boleh diturunkan kecuali pada pasien memiliki kelainan seperti infark miokard, diseksi aorta, dan gagal jantung kongestif karena kondisi tersebut memiliki indikasi untuk diberikan obat antihipertensi. Pasien dengan tekanan darah diatas 220/120 mmHg juga direkomendasikan oleh AHA/ASA untuk diberikan obat antihipertensi. Tekanan darah dipertahankan tetap tinggi pada 24-48 jam untuk mengompensasi aliran darah ke otak sehingga sisem autoregulasi tidak terganggu. Kalau terganggu akan menyebabkan bagian otak yang sehat juga akan mengalami gangguan. Setelah 48 jam, target tekanan darah yang direkomendasikan oleh JNC 7 padaa pasien tanpa komplikasi <140/90 mmHg dan dengan komplikasi seperti DM <130/80 mmHg.1,4 
Terapi hipirlipidemia
            Jika ditemukan hiperlipidemia pada pasien TIA maka terapi yang dapat diberikana adalah statin. Target LDL-kolesterol <100 mg/dl.4
Terapi diabetes mellitus
            Jika ditemukan DM pada pasien TIA maka target glukossa darah <126 mg/dl. Diabetes merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular dan meningkatkan terjadinya risiko iskemik

Regards
Blog Dokter Sobri

No comments:

Post a Comment

# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.

# Terima Kasih