Blog yang berisikan informasi seputar kesehatan dan dunia kedokteran .

Breaking

Wednesday, 18 December 2019

Faktor Risiko TIA

Blog Dokter Sobri

Faktor Risiko TIA

Terdapat beberapa faktor risiko dari TIA, yang dikelompokkan menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi.
            Berikut adalah beberapa faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi.
·         Genetik, risiko meningkat jika memiliki anggota keluarga dengan TIA atau stroke.
·         Umur, risiko TIA meningkat seiring bertambahnya usia, terutama diatas 55 tahun. Namun,akan menurun pada usia 85 tahun atau lebih.
·         Jenis kelamin, faktor risiko TIA dan stroke pada laki-laki rata-rata 1,25 kali lebih tinggi dibanding perempuan.
·         Riwayat TIA sebelumnya, meningkatkan risiko terjadinya TIA kembali dan meningkatkan 10x risiko terjadinya stroke.
·         Sickle cell disease, atau disebut juga dengan sickle cell anemia, yang sering kali menimbulkan komplikasi berupa stroke. Sickle-shaped blood cells membawa darah yang rendah oksigen dan juga cenderung melekat di dinding arteri sehingga menghambat aliran darah ke otak. Namun, terapi yang tepat untuk sickle cell disease dapat menurunkan risiko stroke.
·         Ras, orang berkulit hitam memiliki risiko stroke yang lebih tinggi. Hal ini karena prevalensi hipertensi dan diabetes melitus yang lebih tinggi pada orang berkulit hitam.
            Selain itu, beberapa faktor risiko yang dapat dimodifikasi yaitu sebagai berikut.1,3
·         Hipertensi, sebanyak 50% faktor risiko TIA berasal dari hipertensi.
·         Kolesterol tinggi, yang dapat meningkatkan risiko terbentuknya plak di pembuluh darah, yang nantinya dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke.
·         Diabetes melitus, terkait dengan perkembangan aterosklerosis, obesitas, hipertensi, dan kadar lipid darah abnormal.
·         Fibrilasi atrial, berisiko mengalami TIA dan stroke sebesar 3-5% per tahun dengan 2/3 kasus adalah akibat kardioemboli.
·         Carorid artery disease, pembuluh darah di leher yang menuju ke otak mengalami blokade.
·         Kadar homosistein yang tinggi, dapat menyebabkan arteri menebal dan membentuk scar sehingga lebih rentan untuk menggumpal.
·         Merokok, perokok aktif berhubungan dengan kejadian stroke sebesar 18%, yang akan meningkat pada perokok berat. Merokok dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah, meningkatkan tekanan darah, dan berkontribusi dalam terbentuknya deposit cholesterol-containing fatty di arteri (aterosklerosis).
Konsumsi alkohol, berkaitan dengan meningkatnya kejadian hipertensi, hiperkoagulasi, penurunan aliran darah otak, aritmia kardiak, dan kejadian stroke pada konsumsi dalam jumlah besar

Regards
Blog Dokter Sobri

No comments:

Post a Comment

# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.

# Terima Kasih