Blog yang berisikan informasi seputar kesehatan dan dunia kedokteran .

Breaking

Wednesday 25 July 2018

Disentri

Blog Dokter Sobri
Disentri

Definisi
Disentri adalah diare yang disertai darah, terutama disebabkan oleh Shigella sp dan memerlukan antibiotik untuk pengobatan. Disentri lebih lama sembuh dari diare akut cair dan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gangguan pertumbuhan dan risiko kematian.

Etiologi
  • Sebagian besar kasus disebabkan oleh Shigella khususnya S.flexneri.
  • Penyebab lainnya antara lain Ccampylobacter jejuni, Eschericia coli, Entamoeba histolytica dan Yersinia enterocolica.
  • Penyabab non infeksi antara lain invaginasi, alergi susu sapi, gangguan hematologi dan kelainan imunologis.


Diagnosis
  • Manifestasi Klinis
    • BAB yang cair, frekuensi sering dan disertai darah yang dapat dilihat dengan jelas. Feses hitam atau darah mikroskopis menandakan darah pada saluran cerna atas dan bukan diare berdarah. Pada beberapa episode, pertama-tama tinja cair kemudian menjadi berdarah setelah 1-2 hari. Selanjtunya dapat timbul gejala dan tanda komplikasi diare akut seperti dehidrasi, gangguan pencernaan dan kekurangan zat gizi.
  • Pemeriksaan Penunjang
    • Perlu dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan tinja untuk mengidentifikasi trofozoit pada amuba dan Giardia sp.

Tata Laksana
  1. Terapi medikamentosa
    1. Antibiotik. Semua diare berdarah diobati sebagai shigellosis dan diberikan kotrimoksazol, bila diare tersebut masih sensitif. Jika dalam dua hari tidak membaik segera ganti antbiotik.
    2. Apabila terdapat amuba vegetatif pada pemeriksaan tinja, berikan metronidazol dengan dosis 50 mg/KgBB
    3. Jangan diberikan obat simtomatis
  2. Terapi Non-medikamentosa
    1. Lanjutkan pemberian makan. pada anak usia kurang dari 6 bulan tetap diberikan ASI lebih dari frekuensi biasayanya. Pada anak yang usia lebih dari 6 bulan berikan makanan yang biasa


Indikasi Rawat Inap
Anak dengan gizi buruk, bayi mudah (<2 bulan), keracunan, letargis, perut kembung dan nyeri tekan, kejang, risiko sepsis.

Komplikasi
Perforasi usus, megakolonn toksiks, kekurangan kalium, demam tinggi, prolaps, rekti, kejang, sindrom hemolitik uremik dan hiponatremi

Referensi
Kadim M. Disentri. Divisi Gastrohepatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Jakarta
Semoga bermanfaat

No comments:

Post a Comment

# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.

# Terima Kasih