Blog yang berisikan informasi seputar kesehatan dan dunia kedokteran .

Breaking

Sunday 29 July 2018

Definisi, Klasifikasi dan Epidemiologi Vertigo

Blog Dokter Sobri

Definisi, Klasifikasi dan Epidemiologi Vertigo

Definisi, Klasifikasi dan Epidemiologi Vertigo- Pusing dapat merupakan manifestasi berbagai gangguan atau penyakit di bidang kedokteran berupa neurologi, otology, kardiologi, oftalmologi, psikiatri/kelainan iatrogenic. Pusing dikelompokkan menjadi 4 sub tipe yaitu vertigo (pusing berputar), sinkop/pra-sinkop, disekulibrium (tidak seimbang), dan pusing yang tidak biasa.1  Oleh sebab itu, keluhan pusing harus dievaluasi secara sistematis dan komprehensif untuk mencari etiologi yang mendasarinya agar tata laksana dapat optimal.

 DEFINISI
Vertigo berasal dari Bahasa latin “vertero” yang artinya memutar. Vertigo di artikan sebagai perasaan rotasi (memutar) tanpa sensasi perputaran yang sebenarnya di mana di seklilingnya terasa berputar/badan yang berputar. Vertigo merupakan keluhan umum yang dapat dijumpai dimana pasien menggambarkan sebagai rasa berputar, tidak stabil, atau rasa pusing. 1 Namun, menurut dari Chang dan Olshaker, vertigo adalah ilusi gerakan pada diri pasien/lingkungan sekitarnya. Sensasi vertigo dapat dirasakan sebagai keadaan berputar, miring, atau berayun.2

KLASIFIKASI
Klasifikasi dari vertigo dibagi menurut beberapa pembagian diantaranya adalah :

Menurut Anatomi

Vertigo Sistematis
Vertigo sistematis merupakan vertigo yang disertai gejala lain dengan pola tertentu berupa mual, muntah, pucat , keringat dingin. Vertigo sistematis biasanya terjadi kelainan pada sistem vestibuler perifer.1

Vertigo Non sistematis
Vertigo non sistematis merupakan vertigo yang sulit digambarkan. Vertigo non sistematis biasanya terjadi karena kelainan vestibuler sentral.1

Klinis
Vertigo Paroksismal
Serangan vertigo yang mendadak, hilang mendadak. Vertigo posisi paroksismal jinak (Benign Paroxysmal Positional Vertigo) yang terjadi karena gangguan keseimbangan perifer berupa vertigo yang mendadak muncul setelah perubahan posisi kepala.2
Vertigo Akut
Vertigo yang timbul mendadak, berkurang bertahap dan dapat timbul serangan baru.3
Vertigo Kronis
Serangan yang terjadi terus-menerus dan konstan.3

Waktu Terjadinya
Vertigo Spontan
Vertigo yang timbul tanpa stimulasi dari luar namun dari penyakit individu sendiri seperti kenaikan tekanan endolimfe pada penyakit Meniere.3
Vertigo posisi
Perubahan posisi kepala yang menyebabkan terjadinya pergerakan debris bergerak, stimulasi kupula pada kanalis semisirkularis dan kelainan servikal.3
Vertigo kalori
Vertigo yang timbul saat pemeriksaan kalori.3

Kategori
 
Gambar 1. Penyebab dari kategori vertigo.2
Perifer
Vertigo perifer bersifat episodik, mendadak, hilang dalam hitungan detik sampai hari. Vertigo perifer terjadi jika terdapat gangguan di saluran kanalis semisirkularis (keseimbangan). Vertigo perifer terlibat dengan telinga dalam dan saraf vestibular.1,2
Sentral
Vertigo yang berlangsung sekitar 2-30 menit. Vertigo sentral terjadi jika ada gangguan atau penyakit di dalam otak khususnya dibagian saraf keseimbangan yaitu serebelum, serebrum dan brainstem.2

EPIDEMIOLOGI
Kasus vertigo yang banyak terjadi muncul adalah vertigo perifer dari pada vertigo sentral. Secara epidemiologi, insiden vertigo mencapai 5-10% dan meningkat menjadi 40% pada usia lebih dari 40 tahun. Sekitar 80% kasus vertigo disebabkan oleh lesi perifer. Contoh kasus lesi perifer seperti Vertigo posisi paroksismal jinak (Benign Paroxysmal Positional Vertigo). Insidensi terjadinya BPPV berkisar antara 10-100 kasus per 100.000 jiwa per tahunnya dengan 20% kasus mengalami riwayat trauma kepala, 10-15 % riwayat neurotinitis vestibuler.3

TERKAIT PEMICU
Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut. Namun dari beberapa referensi pasien diduga mengalami vertigo perifer berdasarkan klasifikasi yang ada.

KESIMPULAN
Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai, umumnya disebabkan karena kelainan fungsi alat keseimbangan ataupun dari sistem saraf pusat.

REFERENSI
  1.  Daroff, Robert B, Gerald MF, Joseph J, John CM. Bradley’s Neurology in Clicinical Practice. Elsevier Saunders.2012 hal.645-667.
  2. Bashiruddin J, Hadjar E, Alviandi W. Gangguan keseimbangan. Dalam : Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher. Edisi 6. Jakarta: Balai penerbit FKUI;2009
Semoga bermanfaat

No comments:

Post a Comment

# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.

# Terima Kasih