Blog yang berisikan informasi seputar kesehatan dan dunia kedokteran .

Breaking

Saturday 28 September 2019

Patogenesis Dermatitis Kontak Alergi

Blog Dokter Sobri

Patogenesis Dermatitis Kontak Alergi

DKA merupakan reaksi hipersensitisasi tipe IV atau delayed type hypersensitivity. Pajanan terhadap allergen lemah dapat menimbulkan sensitisasi hingga berbulan-bulan atau tahun, sementara oleh allergen kuat dapat berlangsung dalam hitungan minggu. Proses terjadinya DKA terdiri atas fase sensitisasi dan elisitasi.
Pada fase sensitisasi, bahan kimia atau hapten ditangkap oleh sel Langerhans dan diproses kemudian diekspresikan di permukaan selnya melalui MHC kelas I dan II. Aktivitas sel Langerhans ini juga dipengaruhi oleh keratinosit yang terpajan iritan. Kemudian sel Langerhans akan menghasilkan IL-1, sementara keratinosit menghasilkan TNF-a yang mengaktivasi makrofag, sel T, dan granulosit. TNF-a juga berperan menginduksi perubahan pada molekul adesi dan menekan produksi E-cadherin. Dengan demikian, terjadi perubahan pada membran basalis sehingga sel Langerhans dapat berpindah ke kelenjar getah bening.
Di dalam kelenjar getah bening, sel Langerhans mempresentasikan antigen pada sel T helper. Sel Langerhans juga memproduksi IL-1 kepada sel T sehingga memproduksi IL-2 dan reseptor IL-2. Aktivasi oleh IL-2 ini membuat sel T berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel T memori. Sel ini kemudian beredar ke seluruh tubuh lewat sirkulasi darah dan tinggal dalam kulit. Hal ini menjelaskan kenapa pada uji tempel di kulit normal dapat juga muncul reaksi DKA. Fase ini terjadi selama 2-3 minggu. 
Pada fase elisitasi, kulit terpajan oleh allergen yang sama. Sel T memori yang sudah residif di kulit akan teraktivasi setelah mendapat presentasi dari sel Langerhans. Proses aktivasi ini berlangsung kompleks dengan tambahan peran dari keratinosit yang teraktivasi oleh sel T. IL-1 yang dihasilkan selama proses aktivasi ini menyebabkan keratinosit memproduksi eicosanoid. Eikosanoid dan sitokin mengaktivasi sel mast dan makrofag. Sel mast kemudian menghasilkan histamin, leukotriene, PGE-2, dan factor kemotaktik yang menstimulasi inflamasi (dilatasi vascular, peningkatan permeabilitas). Akibat peningkatan permeabilitas vascular, komplemen, kinin, neutrophil, dan monosit dapat bermigrasi ke epidermis dan dermis dan menimbulkan manifestasi DKA. Fase ini berlangsung selama 24-48 jam

Regards
Blog Dokter Sobri

No comments:

Post a Comment

# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.

# Terima Kasih