Blog Dokter Sobri
Definisi dan Epidemiologi Speech Delay
Delayed speech adalah keterlambatan perkembangan berbicara
dan/atau berbahasa
pada seseorang apabila dibandingkan dengan orang lain sebagai kontrol yang memiliki persamaan usia, jenis kelamin, latar belakang budaya, dan tingkat kecerdasan. Definisi
lain dari delayed speech adalah adanya diskrepansi antara potensial kemampuan seorang
anak untuk
berbicara dengan kemampuan anak tersebut yang
diamati dan terlihat. Keterlambatan
berbicara dan bahasa pada anak berhubungan dengan peningkatan kesulitan dalam membaca,
menulis, atensi, dan bersosialisasi.
Keterlambatan dalam perkembangan bicara dan bahasa
merupakan gangguan
perkembangan paling
umum
pada anak berusa 3-16 tahun. Prevalensinya beragam, mulai dari
1% hingga 32% pada populasi normal, dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia terdeteksi
dan
terdiagnosis.9 Diperkirakan sekitar 6% populasi anak usia pra-sekolah
mengalami delayed speech. Komorbiditas
tinggi
ditemukan (mencapai
50%) antara gangguan
psikiatrik, seperti autisme, dengan keterlambatan perkembangan bicara
dan
bahasa. Akan tetapi, 60% kasus
delayed speech dapat teratasi secara spontan pada anak usia <3 tahun.9 “Late
talkers”
atau anak
yang tidak mulai
berbicara hingga usia
18-30 bulan,
namun tampak
mengerti apa
yang dikatakan orang tua adalah anak yang biasanya dapat mengalami resolusi spontan dan memiliki
perkembangan bicara normal pada sekitar 60% kasus. Keterlambatan pada anak dapat berupa hal
normal dan sementara, namun
juga dapat
menjadi
gejala awal dari gangguan psikiatrik, neurologis, ataupun kepribadian. Oleh karena itu, diagnosis penyebab delayed speech harus
dilakukan dengan benar agar dapat
menentukan terapi yang sesuai.
Prevalensi delayed speech pada anak usia 2-7 tahun berada pada rentang 2,3-19%.
Gangguan berbicara dan bahasa yang berat pada anak dapat menyebabkan terjadinya penurunan pencapaian edukasi, bahkan setelah
intervensi yang intensif. Terdapat
beberapa studi
yang menyebutkan bahwa anak dengan gangguan berbicara dan bahasa pada usia 2,5-5 tahun
lebih rentan mengalami kesulitan membaca
pada sekolah dasar,
sedangkan jika
terjadi
pada usia >5,5 tahun memiliki insidensi lebih tinggi untuk mengalami gangguan atensi dan kesulitan bersosialisasi.
Berdasarkan data dari Program Perlindungan Sosial tahun 2011, di Indonesia terdapat
130.572 anak disabilitas dengan 16.335 diantaranya merupakan anak tunawicara. Menurut data
Riskesdas
tahun 2013, terdapat
0,14% anak usia 24-59 bulan
yang mengalami tunawicara.
Regards
Blog Dokter Sobri
No comments:
Post a Comment
# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.
# Terima Kasih