Blog yang berisikan informasi seputar kesehatan dan dunia kedokteran .

Breaking

Monday 24 June 2019

Tubektomi

Blog Dokter Sobri

Tubektomi
Defenisi
Tubektomi ialah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba fallopii wanita sehingga yang bersangkutan tidak dapat hamil. Dahulu tubektomi dilakukan dengan laparotomi atau pembedahan vaginal. Sekarang, dengan alat-alat dan tekhnik baru tindakan ini dilakukan secara lebih ringan dan tidak memerlukan perawatan di rumah sakit.
Tindakan pendahuluan yang dilakukan untuk mencapai tuba fallopii terdiri atas pembedahan transabdominal seperti laparotomi, minilaparotomi, laparoskopi. Kemudian untuk menutup lumen tuba dapat dilakukan pemotongan tuba dengan berbagai tindakan operatif seperti cara Pomeroy, cara Irvingm cara Uchida, cara Kroener, cara Aldriage.
Indikasi penutupan tuba
Wanita yang memenuhi syarat untuk tubektomi adalah:
1.      Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup
2.      Umur sekitar 30 tahun dengan 4 anak hidup
3.      Umur sekitar 35 tahun dengan 2 anak hidup
Ada pula yang merumuskan indikasi untuk tubektomi pada wanita sebagai berikut:
1.      Umur antara 25-30 tahun dengan 3 anak atau lebih
2.      Umur antara 30- 35 tahun dengan 2 anak atau lebih
3.      Umur antara 35-40 tahun dengan 1 anak atau lebih
Tindakan pendahuluan guna penutupan tuba
Laparotomi
Tindakan ini tidak dilakukan lagi sebagai tindakan khusus guna tubektomi. Penutupan tuba cara ini hanya dighunakan sebagai tindakan tambahan apabila wanita yang bersangkutan perlu dibedah untuk keperluan lain. Misalnya wanita yang perlu dilakukan seksio sesaria , kadang-kadang tuba kanan dan kiri dituutp apabila tidak diinginkan bahwa ia hamil lagi
Laparotomi postpartum
Laparatomi dilakukan satu hari post partum. Keuntungannya ialah bahwa waktu perawatan nifas sekaligus dapat dilakukan untuk perawatan pascaoperasi. Selain itu saat ini uterus masih besar sehingga cukup dilakukan sayatan kecil dekat fundus uteri untuk mencapai tuba kanan dan kiri. Sayatan dilakukan dengan sayatan semi lunar (bulan sabit di garis tengah distal dari pusat dengan panjang kurang lebih 3 cm.
Minilaparotomi
Laparotomi mini dilakukan dalam masa interval. Sayatan dibuat garis di garis tengah di atas simfisis spanjang 3 cm sampai menembus peritoneum. Untuk mencapai tuba dimasukkan alat khusus ke dalam kavum uteri.  Setelah alat ini mencapai tuba, selanjutnya tuba ditutup
Laparoskopi
Mula-mula dipasang cunam serviks pada bibir depan porsio uteri dengan maksud supaya dapat menggerakkan uterus jika hal itu diperlukan pada waktu laparoskopi. Setelah dilakukan persiapan seperlunya, dibuat sayatan kulit di bawah pusat sepanjang 1 cm. Kemudian di tempat luka tersebut dilakukan pungsi sampai rongga peritoneum dengan jarum khusus (jarum veres) dan melalui jarum itu dibuat pneumoperitoneum.
Setelah pneumoperitoneum dianggap cukup jarum veres dikeluarkan dan diganti dengan troikar. Sesudah itu troikar diangkat dan dimasukkan laparoskop melalui tabung. Kemudian dengan cunam bersama-sama dengan laparoskop yang masuk ke dalam rongga peritoneum, tuba dijepit dan dilakukan penutupan tuba dengan kauterisasi.
Kuldoskopi
Wanita ditempatkan pada posisi menungging. Setelah itu spekulum dimasukkan dan bibir belakang serviks dijepit dan uterus ditarik keluar dan agak ke atas. Setelah itu dilakukan pungsi dengan jarum Touhy di belakang uterus. Setelah jarum diangkat, lubang diperbesar sehingga dapat dimasukkan kuldoskop. Melalui kuldoskop  dilakukan pengamatan adneksa dan dengan cunam khusus tuba ditarik ke luar untuk dilakukan penutupan tuba.
Cara penutupan tuba
Cara madlener
Cara ini dilakukan dengan mengangkat bagian tengah tuba dengan cunam pean sehingga terbentuk suatu lipatan terbuka. Kemudian dasar dari lipatan tersebut dijepit cunam kuat-kuat dan selanjutnya dasar itu diikat dengan benang dan tidak dapat diserap.
Cara Pomeroy
Cara ini dilakukan dengan mengangkat bagian tengah tuba sehingga mementuk suatu lipatan terbuka, kemudian dasarnya diikat dengan benang yang dapat diserap, kemudian tuba diatas dasar itu dipotong. Setelah benag pengikatdiserap maka ujung-ujung tuba akhirnya terpisah satu sama lain.
Cara Irving
Pada cara ini  tuba dipotong antara dua ikatan benang  yang dapat diserap. Ujung proksimal dari tuba ditanamkan ke dalam miometrium sedangkan ujung distal ditanamkan ke dalam ligamentum latum.
Cara aldridge
Peritoneum dari ligamentum latum dibuka kemuidan tuba bagian distal bersama-sama dengan fimbria ditanam ke dalam ligamentum latum.
Cara Uchida
Pada cara ini tuba ditarik ke luar abdomen melalui suatu insisi kecil diatas simfisis pubis. Kemudian di daerah ampula tuba dilakukan suntikan. Akibat suntikan ini mesosalping di daerah tersebut mengembang. Lalu dibuat sayatan kecil di daerah yang kembung tersebut. Serosa dibebebaskan dari tuba sepanjang kira-kira 4-5 cm. Kemudian tuba dicari dan setelah ditemukan dijepit , diikat lalu digunting. Ujung tuba yang proksimal akan tertanam dengan sendirinya di bawah serosa, sedangkan ujung tuba yang distal dibiarkan berada di luar serosa,
Cara Kroener
Cara ini dilakukan dengan mengeluarkan bagian tuba dari operasi. Suatu ikatan dengan benang sutera dibuat melalui bagian mesosalping di bawah fimbria. Jahitan ini diikat dua kali, satu mengelilingi tuba dan yang lain mengelilingi tuba sebelah proksimal dari jahitan sebelumnya . Seluruh fimbriae dipotong. Setelah pasti tidak ada pendarahan maka t ba dikembalikan ke dalam rongga perut. Tekhnik ini banyak digunakan karena kesalahan mengikat ligamentum rotundum terbilang kecil yaitu sektiar 0,19%.

Regards
Blog Dokter Sobri

No comments:

Post a Comment

# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.

# Terima Kasih