Patofisiologi CKD

Blog Dokter Sobri

Patofisiologi CKD

Patofisiologi penyakit ginjal kronik pada awalnya akan bergantung dengan penyakit yang mendasarinya, kemudian pada perkembangannya akan mengalami proses yang kurang lebih sama. Pengurangan masa ginjal kan mengakibatkan hipertrofi structural dan fungsional dari nefron yang masih tersisa sebagai kompensasi. Kondisi ini menyebabkan terjadinya hiperfiltrasi yang diikuti peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus. Proses ini kemudian dengan segera diikuti oleh proses maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa, kemudian terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif.

Selain itu, adanya peningkatan aksis renin-angiotensin-aldosteron intrarenal menyebabkan terjadinya hiperfiltrasi, sclerosis, dan progresivitas tersebut. Penyakit ginjal kronik juga dipengaruhi oleh kondisi hipertensi, hiperglikemia, dyslipidemia, dan albuminuria. Pada stadium awal penyakit terjadi kehilangan daya cadang ginjal, kemudian secara perlahan terjadi penurunan fungsi nefron secara progresif ditandai dengan penungkatan kadar urea dan kreatinin serum. Pada LFG sebesar 30%, pasien mulai mengalami keluhan seperti nokturia, badan lemah, mual, nafsu makan berkurang, dan penurunan berat badan. Pada saat LFG turun dibawah 30%, pasien memperlihatkan gejala dan tanda uremia seperti anemia, peningkatan tekanan darah, gangguan metabolism fosfor dan kalsium, pruritus, mual, dan muntah. Pasien juga mudah terkena infeksi salurah kemih, saluran napas, maupun saluran cerna. Juga terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Pada LFG dibawah 15% akan muncul gejala dan komplikasi yang lebih serius sehingga pasien memerlukan dialysis atau transplantasi ginjal.

Referensi

Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th edition. Jakarta: Interna Publishing; 2014. p. 2159-61

Regards

Blog Dokter Sobri