Blog Dokter Sobri
Inisiasi aterosklerosis
Inisiasi atherosclerosis
Proses
atherosclerosis awal dimulai dengan pembentukan atheroma yang menghasilkan lesi
primer berupa makrofag yang mengikat lipid (foam
cells). Tahapan ini terdiri atas:3
1.
Akumulasi lipid
ekstraselular
Pada
permulaan diet atherogenik (terutama yang kaya akan kolesterol dan lemak
jenuh), partikel lipoprotein kecil terakumulasi di tunuka intima, menempel pada
lapisan proteoglikan dan cenderung bergabung membentuk agregat. Penempelan
lipoprotein ke proteoglikan ini meningkatkan proses pengikatan dan retensi
lipoprotein selanjutnya, dan semakin meningkat seiring berjalannya waktu.
Lipoprotein ini semakin rentan terhadap stre oksidatif yang berkontribusi
terhadap tahapan atherosclerosis selanjutnya.3
2.
Rekrutmen dan retensi
leukosit
Normalnya,
sel endotel resistan terhadap penempelan leukosit. Namun, apabila terjadi
hiperkolesterolemia leukosit menempel pada sel endotel dan bergerak di antara
persambungan endotel, hingga berpenetrasi melalui sel endotel (transitosis)
masuk ke tunika intima, bergabung dengan lipid dan membentuk foam cells. Sel leukosit yang direkrut
antara lain monosit dan limfosit T. Ekspresi molekul aderen pada monosit dan
limfosit T seperti VCAM (Vascular cell adhesion molecule-1), ICAM-1
(Intercellular adhesion molecule 1), selectin, dan P-selectin. Ketika menempel
pada endothelium, leukosit menerima sinyal (kemokin) untuk dapat mempenetrasi
lapisan endothelial dan masuk ke dalam dinding arterial. Setelah dapat menembus
dinding arterial, molekul netrin menyebabkan retensi leukosit di lapisan
intimal arteri.3
3.
Pembentukan lesi fokal
Teori
lokasi pembentukan lesi hingga saat ini masih sulit dijelaskan dalam secara
mekanik. Lokasi predileksi lesi terutama pada proksimal titik percabangan atau bifurkasio mendukung
adanya dasar hemodinamis pada pembentukan lesi. Umumnya, arteri yang tidak
memiliki banyak cabang (misalnya pada arteri mammaria interna dan arteri radialis)
jarang mengalami pembentukan atherosclerosis. Aliran darah yang terganggu
secara lokal dapat menginduksi perubahan yang mempercepat tahapan aterogenesis.
Tegangan geser (shear stress) yang
dideteksi oleh silia pada sel endotel di tunika intima, lalu diteruskan oleh
sitoskeleton kortikal yang akhirnya dapat meregulasi kanal-kanal ion atau
reseptor G-protein coupled yang
mengirimkan sinyal untuk ekspresi gen.
Secara in-vitro, shear stress mampu
meningkatkan ekspresi gen yang bersifat protektif terhadap aterosklerosis,
seperti SOD (superoksida dismutase) yang menekan stress oksidatif dengan
memecah anion superoksida reaktif; NO (nitrit oksida sintetase) yang berperan
dalam memproduksi NO yang berfungsi
sebagai vasodilator dan membantu menahan aktivasi inflamasi sel endothelial
(mencegah ekspresi VCAM-1).3
4.
Akumulasi lipid
intraselular (pembentukan foam cells)
Selanjutnya, monosit
yang sudah terekrut di tunika intima dapat menyerap lipid dan berubah menjadi foam cell atau makrofag yang sarat akan
lipid. Sebenarnya, sebagian besar sel dapat menghasilkan reseptor permukaan
untuk LDL, namun reseptor tersebut tidak memediasi akumulasi foam cell seperti pada makrofag. Selain
reseptor LDL, molekul permukaan lainnya yang dikenal sebagai reseptor scavenger juga berperan dalam ambilan
lipid yang berlebih sebagai karakteristik pada proses pembentukan foam cells. Makrofag yang telah berubah
menjadi foam cell menetap dan
bereplikasi di tunika intima karena adanya growth
factors makrofag seperti M-CSF, GM-CSF, dan IL-3
Regards
Blog Dokter Sobri
No comments:
Post a Comment
# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.
# Terima Kasih