Blog yang berisikan informasi seputar kesehatan dan dunia kedokteran .

Breaking

Monday, 27 January 2020

Farmakodinamik CCB

Blog Dokter Sobri
Hasil gambar untuk obat obat
Farmakodinamik CCB
Mekanisme kerja dari CCB berpusat pada kemampuannya untuk menghambat influks kalsium dari ekstrasel menuju intrasel yang berakibat pada turunnya kemampuan otot polos untuk melakukan depolarisasi. Efek ini juga berpengaruh pada otot jantung dan juga otot polos vaskular, dimana akan terjadi penurunan kecepatan nodus sinoatrial (SA) dan penurunan kecepatan konduksi atrioventrikular (AV). Efek CCB pada otot-otot polos lainnya berupa relaksasi pada otot saluran cerna, bronkiolus, dan juga uterus (Nifedipin menjadi salah satu obat yang sangat sering digunakan pada obstetri). Lebih lanjut, obat ini akan memberikan efek penurunan pada tekanan darah, resistensi vaskular, dan spasme pada arteri koroner.
Obat golongan CCB diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu dihidropiridin dan non-dihidropiridin. Obat golongan dihidropiridin dapat dibedakan dengan non-hidropiridin dari kapasitasnya dalam mempengaruhi kerja nodus SA/AV. Pada obat kategori dihidropiridin akan ditemukan efek minimal pada nodus SA/AV, yang menyebabkan perubahan minimal pada kontraktilitas, denyut jantung, dan juga konduksi atrioventrikular. Obat kategori dihidropiridin dibagi lagi berdasarkan generasinya. Generasi 1 terdapat nifedipin, generasi 2 yaitu nikardipin dan isradipin, sedangkan pada generasi 3 terdapat amlodipin. Sementara itu pada obat kategori non-dihidropiridin terdapat diltiazem dan verapamil. Pada penanganan angina vasospastik, CCB dihidropiridin lebih dipilih


Regards
Blog Dokter Sobri

No comments:

Post a Comment

# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.

# Terima Kasih