Blog yang berisikan informasi seputar kesehatan dan dunia kedokteran .

Breaking

Thursday 31 October 2019

Pencegahan sekunder PJK

Blog Dokter Sobri

Pencegahan sekunder PJK

Gambar 2 menunjukkan kerangka pencegahan primer berdasarkan ESC. Sedangkan, pencegahan primer yang dapat dilakukan di tingkat fasilitas kesehatan primer adalah sebagai berikut: (1) identifikasi orang yang berisiko, (2) menentukan besar risiko, (3) evaluasi gaya hidup, (4) membantu pasien memahami risikonya, (5) membuat strategi manajemen komprehensif bagi pasien, dan (6) melakukan follow-up rutin.
Untuk menentukan besar risiko seseorang, dapat berpatokan pada penelitian CUORE di Italia, dengan ketentuan sebagai berikut:
-          kelompok risiko rendah didefinisikan memenuhi seluruh kriteria: kolesterol <200 mg/dl, tekanan darah sistolik (TDS) ≤120 mmHg, tekanan darah diastolik ≤ 80 mmHg, tidak dalam pengobatan antihipertensi, BMI normal <25 kg/m2, tidak menderita diabetes, dan tidak merokok;
-          kelompok risiko sedang didefinisikan memenuhi minimal satu dari kriteria: kolesterol total 200-239 mg/dl, pre hipertensi TDS 121-139 mmHg, TDD 81-89 (tanpa pengobatan antihipertensi), BMI overweight 25,0-29,9 kg/m2, tidak menderita diabetes, dan tidak merokok; dan
-          kelompok risiko tinggi didefinisikan memenuhi minimal satu dari kriteria: kolesterol total ≥240 mg/dl, hipertensi TDS ≥140 mmHg, TDD ≥90 mmHg, mengonsumsi antihipertensi, BMI obesitas ≥30 kg/m2, diabetes, dan merokokUntuk pencegahan sekunder, ESC  lebih menitikberatkan pada rehabilitasi jantung. Rehabilitasi jantung telah terbukti secara medis dalam menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pada pasien PJK. Baik pasien yang telah memiliki penyakit jantung kronik dan/atau setelah serangan akut memerlukan perawatan khusus untuk meningkatkan kualitas hidupnya dan menjaga atau mengembalikan kapasitas fungsionalnya. Program rehabilitasi jantung meliputi beberapa komponen yang saling terintegrasi dari berbagai multidisiplin. Komponen-komponen di dalam rehabilitasi jantung meliputi penilaian faktor risiko pasien, konseling aktivitas fisik, latihan fisik, konseling nutrisi, pengendalian berat badan, kontrol kadar lipid, pemantauan tekanan darah, berhenti merokok, dan manajemen psikososial. Konseling aktivitas fisik dan latihan fisik merupakan komponen utama dalam proses rehabilitasi

Regards
Blog Dokter Sobri

No comments:

Post a Comment

# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.

# Terima Kasih