Blog Dokter Sobri
Hirarki Skizofrenia
Untuk
menentukan diagnosis pada pasien, maka pertama-tama dapat dipastikan dahulu
apakah kondisi yang dialami pasien menyebabkan penderitaan dan/atau disfungsi
(hendaya).1 Pada pasien, terdapat gejala psikotik yang membuat
dirinya mendengar bisikan, gelisah, sehingga kesulitan untuk berkonsentrasi
dalam pekerjaannya. Selanjutnya, dilakukan penentuan diagnosis pasien secara
hierarki. Menentukan diagnosis gangguan jiwa menggunakan cara hierarki yaitu
dengan menyingkirkan kriteria dari paling yang atas yaitu (F0) gangguan mental
organik dan seterusnya sampai mendapatkan kriteria diagnosis yang sesuai dengan
gambaran pasien.
Gangguan mental organik yaitu adanya penyakit lain
yang menyebabkan disfungsi otak. Pasien menyangkal adanya penyakit yang lain
yang terlibat dengan disfungsi otak yaitu riwayat kecelakaan, riwayat cedera
kepala, riwayat kejang, penurunan kesadaran maupun kondisi medis umum yang
menyebabkan adanya gangguan pada otak baik secara primer maupun sekunder. Pada
pemeriksaan status mental, didapatkan kemampuan kognisi pasien dinilai masih
baik (orientasi, atensi, memori, kemampuan berhitung dan berpikir abstrak).
Dengan demikian, diagnosis gangguan mental yang disebabkan oleh gangguan
organik otak (F0).2 Selanjutnya, pasien juga menyangkal dirinya
pernah memiliki riwayat penggunaan NAPZA yang mencakup narkotika, psikotropika
dan zat adiktif lainnya selama 1 tahun terakhir. Pasien mengaku dirinya merokok
semasa remaja dan sampai sekarang namun mulai dikurangi oleh pasien. Hal ini,
dikonfirmasikan ke kakak pasien. Dengan demikian, gangguan mental dan perilaku
akibat penggunaan zat psikoaktif (F1) juga dapat disingkirkan.2
Selanjutnya, diagnosis dilanjutkan dengan mengeksplorasi blok diagnosis F2
yaitu skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham. Skizofrenia
merupakan sindrom psikotik yang ditandai oleh adanya gangguan persepsi,
pikiran, afek serta perilaku. Manifestasi skizofrenia meliputi gejala positif
dan negatif. Gejala positif terdiri dari gangguan persepsi
(halusinasi, ilusi, dan depersonalisasi serta derealisasi) serta gangguan
pikiran (proses pikir meliputi asosiasi longgar, inkoherensi, flight of ideas,
neologisme, pemasukan berlebihan, terhambat, klang asosiasi, ekolalia,
konkritisasi, dan alogia; isi pikir (meliputi waham kejar, kebesaran, rujukan, thought broadcasting,
thought insertion). Gejala
negatif meliputi gangguan emosi (afek tumpul, datar, tak serasi, anhedonia);
gangguan perilaku (menarik diri secara sosial, negativisme, miskin pembicaraan)
serta hilangnya motivasi, penurunan aktivitas dan penurunan atensi
Regards
Blog Dokter Sobri
No comments:
Post a Comment
# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.
# Terima Kasih