Blog yang berisikan informasi seputar kesehatan dan dunia kedokteran .

Breaking

Thursday, 5 September 2019

Definisi dan Epidemiologi Speech Delay

Blog Dokter Sobri

Definisi dan Epidemiologi Speech Delay

Delayed speech adalah keterlambatan perkembangan berbicara dan/atau berbahasa pada seseorang apabila dibandingkan dengan orang lain sebagai kontrol yang memiliki persamaan usia, jenis kelamin, latar belakang budaya, dan tingkat kecerdasan. Definisi lain dari delayed speech adalah adanya diskrepansi antara potensial kemampuan seorang anak untuk berbicara dengan kemampuan anak tersebut yang diamati dan terlihat. Keterlambatan berbicara dan bahasa pada anak berhubungan dengan peningkatan kesulitan dalam membaca, menulis, atensi, dan bersosialisasi.

Keterlambatan dalam perkembangan bicara dan bahasa merupakan gangguan perkembangan paling umum pada anak berusa 3-16 tahun. Prevalensinya beragam, mulai dari
1% hingga 32% pada populasi normal, dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia terdeteksi dan terdiagnosis.9 Diperkirakan sekitar 6% populasi anak usia pra-sekolah mengalami delayed speech. Komorbiditas tinggi ditemukan (mencapai 50%) antara gangguan psikiatrik, seperti autisme, dengan keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa. Akan tetapi, 60% kasus delayed speech dapat teratasi secara spontan pada anak usia <3 tahun.9 Late talkers atau anak yang tidak  mulai  berbicara hingga usia  18-30  bulan,  namun  tampak  mengerti  apa  yang dikatakan orang tua adalah anak yang biasanya dapat mengalami resolusi spontan dan memiliki perkembangan bicara normal pada sekitar 60% kasus.  Keterlambatan pada anak dapat berupa hal normal dan sementara, namun juga dapat menjadi gejala awal dari gangguan psikiatrik, neurologis, ataupun kepribadian. Oleh karena itu, diagnosis penyebab delayed speech harus dilakukan dengan benar agar dapat menentukan terapi yang sesuai.
Prevalensi delayed speech pada anak usia 2-7 tahun berada pada rentang 2,3-19%. Gangguan berbicara dan bahasa yang berat pada anak dapat menyebabkan terjadinya penurunan pencapaian edukasi, bahkan setelah intervensi yang intensif. Terdapat beberapa studi yang menyebutkan bahwa anak dengan gangguan berbicara dan bahasa pada usia 2,5-5 tahun lebih rentan mengalami kesulitan membaca pada sekolah dasar, sedangkan jika terjadi pada usia >5,5 tahun memiliki insidensi lebih tinggi untuk mengalami gangguan atensi dan kesulitan bersosialisasi.
Berdasarkan data dari Program Perlindungan Sosial tahun 2011, di Indonesia terdapat

130.572 anak disabilitas dengan 16.335 diantaranya merupakan anak tunawicara. Menurut data

Riskesdas tahun 2013, terdapat 0,14% anak usia 24-59 bulan yang mengalami tunawicara.

Regards
Blog Dokter Sobri

No comments:

Post a Comment

# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.

# Terima Kasih