Blog Dokter Sobri
Skrining glaukoma berbasis populasi mengurangi separuh risiko kebutaan
Skrining yang luas untuk glaukoma membantu menurunkan insiden penglihatan yang buruk dan kebutaan sebanyak 50 persen, sebuah penelitian menunjukkan.
Analisis tersebut mencakup skrining berdasarkan populasi yang sangat besar untuk glaukoma yang dilakukan di Malmö, Swedia, dari tahun 1992 hingga 1997. Dari 42.497 pasien yang diundang, 32.918 (77,5 persen) diskrining dan 9.579 tidak berpartisipasi (bukan responden). Mereka yang didiagnosis pada atau setelah skrining menjalani penilaian lebih lanjut untuk gangguan penglihatan sedang atau berat (yaitu, penglihatan rendah) atau kebutaan menurut definisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Usia rata-rata dari semua individu yang diundang (yaitu, diskrining dan tidak) adalah 67,6 tahun, dan median durasi tindak lanjut adalah 23 tahun. Sebanyak 1.846 pasien didiagnosis dengan glaukoma sudut terbuka primer (POAG) atau glaukoma eksfoliasi (PEXG) pada skrining atau selama periode tindak lanjut: 1.575 pada kelompok yang diskrining dan 271 di antara non-responden.
Insiden kumulatif kebutaan jauh lebih rendah pada populasi yang diskrining dibandingkan yang tidak menanggapi (0,17 persen vs 0,32 persen). Hal yang sama berlaku untuk penglihatan rendah masing-masing 0,25 persen vs 0,53 persen.
Analisis multivariabel menegaskan bahwa skrining menghasilkan hasil yang menguntungkan, dengan rasio risiko 0,52 (interval kepercayaan 95 persen [CI], 0,32-0,84) untuk kebutaan dan 0,46 (95 persen CI, 0,31-0,68) untuk penglihatan rendah.
Tidak ada perbedaan dalam proporsi perancu potensial antara kelompok skrining dan non-responden.
Terlepas dari temuan tersebut, studi konfirmasi diperlukan sebelum rekomendasi tentang skrining populasi umum untuk glaukoma dapat dibuat. Memang, skrining oportunistik oleh dokter mata dapat memfasilitasi deteksi dini glaukoma, tetapi juga dapat menyebabkan peningkatan beban pada dokter mata karena jumlah pasien yang dirujuk lebih banyak. Pedoman yang jelas tentang metode skrining yang sesuai, usia berapa skrining, dan kriteria rujukan ke dokter mata dan interval skrining ulang akan diperlukan.
Regards
Blog Dokter Sobri
No comments:
Post a Comment
# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.
# Terima Kasih