Blog Dokter Sobri
Pemeriksaan fisis lepra
Pemeriksaan fisis dikerjakan secara sistematis mulai
dari inspeksi, palpasi, kemudian pemeriksaan dengan alat sederhana meliputi
pemeriksaan sensoris dengan jarum, kapas, dan tabung reaksi (dengan air panas,
air dingin), dan pemeriksaan saraf otonom dengan pensil Gunawan (uji
hipohidrosis).1
Pemeriksaan fungsi saraf sensoris
Pemeriksaan
ini bertujuan untuk menilai sensibilitas pasien terhadap rangsang raba,
rangsang nyeri, dan perbedaan suhu. Pemeriksaan rangsang raba dilaukan dengan
kapas yang dipilin hingga ujungnya lancip lalu disentuhkan pada lesi dan pasien
dminta untuk menunjuk bagian yang disentuhkan. Selain itu, pasien juga diminta
untuk membedakan apakah terdapat perbedaan intensitas rangsangan antara kulit
yang terdapat lesi dengan kulit yang sehat. Selanjutnya untuk pemeriksaan rangsang
nyeri, dengan jarum pentul, secara acak dan bergantian disentuhkan ujung tajam
dan ujung tumpul dari pada lesi, kemudian ditanyakan bagian mana yang
disentuhkan. Kemudian pasien dimintakan untuk membedakan rangsang nyeri antara
kulit yang sehat dengan kulit yang sakit. Pemeriksaan sensoris lainnya adalah
rangsang suhu yaitu dengan menyentuhkan tabung reaksi bersuhu 20oC
dan 40oC dan ditempelkan secara bergantian pada kulit yang sehat
maupun yang sakit dan pasien diminta untuk membedakan suhu panas dan dingin
serta menanyakan apakah terdapat perbedaan intensitas rangsang suhu antara
kulit sehat dengan kulit yang terdapat lesi.1
Pemeriksaan fungsi saraf motorik
Uji
fungsi saraf motorik dilakukan dengan pemeriksaan fungsi n. radialis, medianus,
ulnaris, dan peroneus komunis. Pemeriksaan n. ulnaris adalah dengan menguji
pergerakan dan kekuatan dari jari kelingking. Pasien diminta untuk menggerakkan
jari kelingking dan memeriksa kekuatan jari tersebut dalam mengapit kertas.
Untuk n. medianus, dinilai pergerakan jari telunjuk. Untuk nervus radialis,
diperika kekuatan pergerakan pergelangan tangan pasien untuk dorsofleksi.1
Pemeriksaan fungsi saraf otonom
Pemeriksaan
saraf otonom untuk pasien dengan kecurigaan morbus Hansen adalah sengan uji
hipohidrosis dengan pensil gunawan. Pada pasien kusta terjadi gangguan saraf
otonom yang ditandai dengan hipohidrosis yaitu gangguan berkeringat. Pensil
digoreskan mulai dari bagian tengah lesi kusta menuju kulit sehat di sekitar
lesi tesebut. Jika terjadi hipohidrosis pada lesi, maka tinta pada bagian kulit
yang sehat akan tampak lebih tebal, lebih merembes (blobor) dibandingkan dengan
lesi.1
Pemeriksaan pembesaran saraf
Pemeriksaan pembersaran saraf
dilakukan pada n. aurikularis magnus, n. ulnaris, n. tibialis posterior.
Lakukan penekanan pada permukaan kulit yang bersesuaian dengan letak dari
saraf-saraf tersebut. Sambil melakukan penekanan sambil dinilai ekspresi wajah
pasien apakah pasien menunjukkan rasa nyeri
Regards
Blog Dokter Sobri
No comments:
Post a Comment
# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.
# Terima Kasih