Blog Dokter Sobri
Heparin
Heparin merupakan
mukopolisakarida yang berikatan dengan sulfat dan dapat berikatan dengan sel
endotel permukaan. Heparin berfungsi untuk mempercepat kerja dari antitrombin
III, yaitu senyawa yang ada di dalam tubuh dan berfungsi untuk menghambat faktor-faaktor
pembekuan secara alami. Percepatan kerja dari antitrombin III yang sudah
berikatan dengan heparin dapat mencapai 1000 kali. Secara tidak langsung,
heparin akan menghambat pembentukan fibrin dengan cara mengkatalisasi kerja
dari antitrombin. Faktor-faktor pembekuan yang dipengaruhi dari kerja
antitrombin III secara khusus adalah faktor IIa, faktor IXa, dan faktor Xa.
Antitrombin III yang sudah berikatan dengan heparin akan berikatan dengan
faktor-faktor tersebut dan mulai membentuk kompleks sehingga faktor-faktor
pembekuan tersebut menjadi tidak fungsional.
Terdapat setidaknya tiga jenis heparin, yaitu unfractionated heparin (UFH), low molecular weight heparin (LMWH) dan
fondaparinux yang merupukan salah satu jenis sintesis dari pentasakarida. Dalam
keadaan normal, hanya sepertiga molekul dari heparin yang dapat berikatan
dengan antitrombin III. UFH memiliki afinitas yang sangat tinggi sehingga mampu
berikatan optimal dengan antitrombin III dan menyebabkan terhambatnya ketiga
faktor pembekuan. LMWH dan fondaparinux memiliki afinitas yang tidak terlalu
tinggi sehingga hanya dapat menghambat faktor Xa. Contoh obat heparin yang
termasuk jenis LMWH adalah enoxaparin, tinzaparin dan dalteparin.
Heparin diberikan secara subkutan atau IV karena heparin
tidak dapat dicerna secara oral. Pemberian secara subkutan memiliki awitan
kerja 1-2 jam paska pemberian dan efeknya akan berlangsung lebih lama,
sedangkan pemberian dengan IV memiliki awitan kerja sekitar 30 menit paska
pemberian. Dosis yang biasa dipakai untuk IV adalah 100, 400, dan 800 unit/kgBB
dengan waktu paruh masing-masing 1, 2,5 , dan 5 jam. Efek terapeutik dapat
tercapai apabila kadar heparin dalam plasma berkisar 0,3 – 0,7 U/mL dengan
pengukuran berdasarkan assay anti-faktor Xa serta dikonsumsi selama 4-5 hari.
Pada pemberian IV yang terus menerus atau secara kontinu, dilakukan pemberian
dosis inisial terlebih dahulu sebanyak 80 – 100 U/kg yang kemudian dilanjutkan
dengan pemberian 15 – 22 U/kgBB/jam untuk mencapai kadar optimal heparin di
dalam plasma. Untuk profilaksis dengan enoxaparin, diberikan dosis 30 mg
sebanyak dua kali sehari atau 40 mg sekali sehari.6,9
Indikasi pemberian heparin adalah untuk pencegahan dan
pengobatan pada kasus trombosis vena atau emboli paru yang bersifat akut. Hal
tersebut diindikasikan pemberian heparin karena sesuai dengan kerja heparin
yang cepat. Heparin juga dapat diberikan pada pasien dengan tromboemboli yang
berulang, yaitu dengan pemberian jangka panjang. Pada pasien dengan infark
miokard akut dan angina tidak stabil, heparin dapat diberikan pada fase
pengelolaan awal ataupun sesaat dan sesudah dilakukannya tindakan angioplasti,
pemasangan stent, atau selama pelaksanaan CABG. Untuk penangan tromboemboli
vena, LMWH lebih di indikasikan karena efek yang ditimbulkan lebihdapat
diprediksi dibandingkan dengan dosis berdasarkan berat badan. Selain itu,
monitoring yang dilakukan juga tidak perlu terlalu ketat serta rendahnya
insidensi trombositopenia akibat induksi heparin. Heparin juga dapat digunakan
pada wanita hamil karena obat tersebut tidak melintasi plasenta.
Monitoring pemberian
heparin bergantung dari jenis heparin yang akan digunakan. Pada pasien dengan
UFH, monitoring perlu dilakukan secara ketat sedangkan untuk penggunaan LMWH
monitoring dapat lebih lenggang karena efek yang ditimbulkan dapat lebih
diprediksi. Beberapa pemeriksaan yang dilakukan sebagai upaya monitoring adalah
pemeriksaan waktu pembekuan darah, partial
tromboplastin time (PT) dan activated
partial tromboplastin time (aPTT). Heparin dapat dikatakan bekerja optimal
jika aPTT memanjang 1,8 – 2,5 kali kadar normalnya. Monitoring yang dilakukan
berdasarkan pada titrasi protamine atau assay anti faktor Xa. Kadar terapeutik
LMWH dicapai pada level plasma 0,5 – 1 U/mL dengan dosis dua kali pemberian dan
1,5 U/mL untuk pemberian satu kali sehari dengan perhitungan kadar dilakukan
setelah empat jam pemberian
Regards
Blog Dokter Sobri
No comments:
Post a Comment
# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.
# Terima Kasih