Blog yang berisikan informasi seputar kesehatan dan dunia kedokteran .

Breaking

Friday, 21 February 2020

Heparin

Blog Dokter Sobri
Hasil gambar untuk obat
Heparin

Heparin merupakan mukopolisakarida yang berikatan dengan sulfat dan dapat berikatan dengan sel endotel permukaan. Heparin berfungsi untuk mempercepat kerja dari antitrombin III, yaitu senyawa yang ada di dalam tubuh dan berfungsi untuk menghambat faktor-faaktor pembekuan secara alami. Percepatan kerja dari antitrombin III yang sudah berikatan dengan heparin dapat mencapai 1000 kali. Secara tidak langsung, heparin akan menghambat pembentukan fibrin dengan cara mengkatalisasi kerja dari antitrombin. Faktor-faktor pembekuan yang dipengaruhi dari kerja antitrombin III secara khusus adalah faktor IIa, faktor IXa, dan faktor Xa. Antitrombin III yang sudah berikatan dengan heparin akan berikatan dengan faktor-faktor tersebut dan mulai membentuk kompleks sehingga faktor-faktor pembekuan tersebut menjadi tidak fungsional.
            Terdapat setidaknya tiga jenis heparin, yaitu unfractionated heparin (UFH), low molecular weight heparin (LMWH) dan fondaparinux yang merupukan salah satu jenis sintesis dari pentasakarida. Dalam keadaan normal, hanya sepertiga molekul dari heparin yang dapat berikatan dengan antitrombin III. UFH memiliki afinitas yang sangat tinggi sehingga mampu berikatan optimal dengan antitrombin III dan menyebabkan terhambatnya ketiga faktor pembekuan. LMWH dan fondaparinux memiliki afinitas yang tidak terlalu tinggi sehingga hanya dapat menghambat faktor Xa. Contoh obat heparin yang termasuk jenis LMWH adalah enoxaparin, tinzaparin dan dalteparin. 
            Heparin diberikan secara subkutan atau IV karena heparin tidak dapat dicerna secara oral. Pemberian secara subkutan memiliki awitan kerja 1-2 jam paska pemberian dan efeknya akan berlangsung lebih lama, sedangkan pemberian dengan IV memiliki awitan kerja sekitar 30 menit paska pemberian. Dosis yang biasa dipakai untuk IV adalah 100, 400, dan 800 unit/kgBB dengan waktu paruh masing-masing 1, 2,5 , dan 5 jam. Efek terapeutik dapat tercapai apabila kadar heparin dalam plasma berkisar 0,3 – 0,7 U/mL dengan pengukuran berdasarkan assay anti-faktor Xa serta dikonsumsi selama 4-5 hari. Pada pemberian IV yang terus menerus atau secara kontinu, dilakukan pemberian dosis inisial terlebih dahulu sebanyak 80 – 100 U/kg yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian 15 – 22 U/kgBB/jam untuk mencapai kadar optimal heparin di dalam plasma. Untuk profilaksis dengan enoxaparin, diberikan dosis 30 mg sebanyak dua kali sehari atau 40 mg sekali sehari.6,9
            Indikasi pemberian heparin adalah untuk pencegahan dan pengobatan pada kasus trombosis vena atau emboli paru yang bersifat akut. Hal tersebut diindikasikan pemberian heparin karena sesuai dengan kerja heparin yang cepat. Heparin juga dapat diberikan pada pasien dengan tromboemboli yang berulang, yaitu dengan pemberian jangka panjang. Pada pasien dengan infark miokard akut dan angina tidak stabil, heparin dapat diberikan pada fase pengelolaan awal ataupun sesaat dan sesudah dilakukannya tindakan angioplasti, pemasangan stent, atau selama pelaksanaan CABG. Untuk penangan tromboemboli vena, LMWH lebih di indikasikan karena efek yang ditimbulkan lebihdapat diprediksi dibandingkan dengan dosis berdasarkan berat badan. Selain itu, monitoring yang dilakukan juga tidak perlu terlalu ketat serta rendahnya insidensi trombositopenia akibat induksi heparin. Heparin juga dapat digunakan pada wanita hamil karena obat tersebut tidak melintasi plasenta.
      Monitoring pemberian heparin bergantung dari jenis heparin yang akan digunakan. Pada pasien dengan UFH, monitoring perlu dilakukan secara ketat sedangkan untuk penggunaan LMWH monitoring dapat lebih lenggang karena efek yang ditimbulkan dapat lebih diprediksi. Beberapa pemeriksaan yang dilakukan sebagai upaya monitoring adalah pemeriksaan waktu pembekuan darah, partial tromboplastin time (PT) dan activated partial tromboplastin time (aPTT). Heparin dapat dikatakan bekerja optimal jika aPTT memanjang 1,8 – 2,5 kali kadar normalnya. Monitoring yang dilakukan berdasarkan pada titrasi protamine atau assay anti faktor Xa. Kadar terapeutik LMWH dicapai pada level plasma 0,5 – 1 U/mL dengan dosis dua kali pemberian dan 1,5 U/mL untuk pemberian satu kali sehari dengan perhitungan kadar dilakukan setelah empat jam pemberian

Regards
Blog Dokter Sobri

No comments:

Post a Comment

# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.

# Terima Kasih