Blog yang berisikan informasi seputar kesehatan dan dunia kedokteran .

Breaking

Sunday 29 March 2020

Pemeriksaan Fisis Lepra

Blog Dokter Sobri
Hasil gambar untuk lepra
Pemeriksaan fisis lepra

Pemeriksaan fisis dikerjakan secara sistematis mulai dari inspeksi, palpasi, kemudian pemeriksaan dengan alat sederhana meliputi pemeriksaan sensoris dengan jarum, kapas, dan tabung reaksi (dengan air panas, air dingin), dan pemeriksaan saraf otonom dengan pensil Gunawan (uji hipohidrosis).1
Pemeriksaan fungsi saraf sensoris
            Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai sensibilitas pasien terhadap rangsang raba, rangsang nyeri, dan perbedaan suhu. Pemeriksaan rangsang raba dilaukan dengan kapas yang dipilin hingga ujungnya lancip lalu disentuhkan pada lesi dan pasien dminta untuk menunjuk bagian yang disentuhkan. Selain itu, pasien juga diminta untuk membedakan apakah terdapat perbedaan intensitas rangsangan antara kulit yang terdapat lesi dengan kulit yang sehat. Selanjutnya untuk pemeriksaan rangsang nyeri, dengan jarum pentul, secara acak dan bergantian disentuhkan ujung tajam dan ujung tumpul dari pada lesi, kemudian ditanyakan bagian mana yang disentuhkan. Kemudian pasien dimintakan untuk membedakan rangsang nyeri antara kulit yang sehat dengan kulit yang sakit. Pemeriksaan sensoris lainnya adalah rangsang suhu yaitu dengan menyentuhkan tabung reaksi bersuhu 20oC dan 40oC dan ditempelkan secara bergantian pada kulit yang sehat maupun yang sakit dan pasien diminta untuk membedakan suhu panas dan dingin serta menanyakan apakah terdapat perbedaan intensitas rangsang suhu antara kulit sehat dengan kulit yang terdapat lesi.1
Pemeriksaan fungsi saraf motorik
            Uji fungsi saraf motorik dilakukan dengan pemeriksaan fungsi n. radialis, medianus, ulnaris, dan peroneus komunis. Pemeriksaan n. ulnaris adalah dengan menguji pergerakan dan kekuatan dari jari kelingking. Pasien diminta untuk menggerakkan jari kelingking dan memeriksa kekuatan jari tersebut dalam mengapit kertas. Untuk n. medianus, dinilai pergerakan jari telunjuk. Untuk nervus radialis, diperika kekuatan pergerakan pergelangan tangan pasien untuk dorsofleksi.1
Pemeriksaan fungsi saraf otonom
            Pemeriksaan saraf otonom untuk pasien dengan kecurigaan morbus Hansen adalah sengan uji hipohidrosis dengan pensil gunawan. Pada pasien kusta terjadi gangguan saraf otonom yang ditandai dengan hipohidrosis yaitu gangguan berkeringat. Pensil digoreskan mulai dari bagian tengah lesi kusta menuju kulit sehat di sekitar lesi tesebut. Jika terjadi hipohidrosis pada lesi, maka tinta pada bagian kulit yang sehat akan tampak lebih tebal, lebih merembes (blobor) dibandingkan dengan lesi.1
Pemeriksaan pembesaran saraf
            Pemeriksaan pembersaran saraf dilakukan pada n. aurikularis magnus, n. ulnaris, n. tibialis posterior. Lakukan penekanan pada permukaan kulit yang bersesuaian dengan letak dari saraf-saraf tersebut. Sambil melakukan penekanan sambil dinilai ekspresi wajah pasien apakah pasien menunjukkan rasa nyeri

Regards
Blog Dokter Sobri

No comments:

Post a Comment

# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.

# Terima Kasih