Lensa pemblokir biru belum tentu lebih baik daripada lensa bening standar untuk individu yang mengalami ketegangan mata karena penggunaan komputer, dengan penelitian terbaru melaporkan tidak ada perbaikan yang nyata pada tanda atau gejala ketegangan mata.

Studi ini secara acak menetapkan 120 pengguna komputer yang bergejala ke dalam kelompok advokasi 'positif' atau 'negatif' (yaitu, seorang dokter baik menganjurkan, atau tidak menganjurkan, untuk intervensi melalui video yang direkam sebelumnya). Mereka selanjutnya di-sub-acak untuk menerima kacamata bening (plasebo) atau pemblokiran biru. Semua peserta dibuat percaya bahwa mereka telah menerima intervensi aktif.

Untuk penilaian, para peserta melakukan tugas komputer selama 2 jam sambil mengenakan intervensi tontonan yang ditugaskan kepada mereka. Perubahan rata-rata (tugas pra-komputer pasca-minus) dalam skor gejala ketegangan mata dan frekuensi fusi-flicker kritis (CFF, ukuran obyektif ketegangan mata) diukur sebagai hasil utama.

Semua peserta menyelesaikan studi. Dalam analisis primer, baik jenis lensa maupun advokasi dokter dari intervensi tidak mengubah hasil.

Secara spesifik, CFF tidak berbeda menurut jenis advokasi (positif atau negatif; p = 0.164) dan jenis intervensi tontonan (pemblokiran biru vs lensa bening; p = 0.304). Hal yang sama berlaku untuk skor gejala ketegangan mata, di mana tidak ada perbedaan mencolok yang terlihat oleh advokasi (p = 0,410) atau jenis lensa kacamata (p = 0,394).

Intervensi itu aman, tanpa efek samping yang didokumentasikan.