Paket intervensi tidur-bangun multikomponen secara signifikan mengurangi waktu yang dihabiskan dalam mengigau untuk pasien yang sakit kritis, menurut sebuah penelitian.

Dalam studi tersebut, para peneliti menerapkan intervensi peningkatan kualitas di unit perawatan intensif bedah (SICUs; bedah umum / trauma dan kardiovaskular) di pusat medis akademik menggunakan desain pra-pasca yang terhuyung-huyung.

Intervensi terdiri dari periode baseline dan paket waktu malam lebar unit multikomponen (yaitu, upaya untuk membatasi paparan terhadap suara dan cahaya yang tidak perlu, penyediaan penyumbat telinga dan penutup mata) dan siang hari (yaitu, mengangkat tirai, promosi aktivitas fisik) . Staf menggunakan daftar periksa harian untuk memantau penyelesaian elemen bundel.

Delirium dinilai menggunakan Metode Penilaian Kebingungan untuk Unit Perawatan Intensif dua kali sehari. Penilaian kualitas tidur pasien juga diukur setiap hari menggunakan Richards-Campbell Sleep Questionnaire (RCSQ).

Analisis termasuk 646 penerimaan SICU (332 baseline, 314 intervensi) secara total. Populasi memiliki usia rata-rata 61 tahun, 35 persen di antaranya adalah wanita, dan 83 persen berkulit putih.

Hasil menunjukkan bahwa intervensi menghasilkan lebih sedikit hari delirium relatif terhadap baseline (proporsi hari unit perawatan intensif, 15 persen vs 20 persen; p = 0,022), dengan penurunan pra-pasca yang disesuaikan sebesar 4,9 persen (interval kepercayaan 95 persen [CI ], 0,5–9,2; p = 0,03).

Keseluruhan penilaian kualitas tidur yang dirasakan RCSQ tetap sama, meskipun subskor kebisingan RCSQ meningkat sebesar 9,5 persen (95 persen CI, 1,1-17,5; p = 0,02) selama intervensi.

Penemuan ini memperkuat kelayakan dan keefektifan paket tidur-bangun nonfarmakologis untuk mengurangi delirium di SICU.