Blog yang berisikan informasi seputar kesehatan dan dunia kedokteran .

Breaking

Wednesday 20 February 2019

Tatalaksana Ca Mammae

Blog Dokter Sobri

Tatalaksana Ca Mammae


Sebelum biopsi untuk diagnosis, perlu diterangkan kepada pasien kemungkinan massa ganas yang memerlukan operasi dan kemungkinan radioterapi dan kemoterapi. Setalah diagnosis ditegakkan, penentuan jenis terapi ditentukan berdasarkan stadium penyakit. Pemeriksaan laboratorium dan pencitraan dilakukan berdasarkan kriteria National Comprehensive Cancer Network (NCCN). Akan terdapat perbedaan mengenai rekomendasi tatalaksana untuk stadium kanker payudara.

Tatalaksana Bedah
Breast Conservation
Tatalaksana ini mencakup reseksi dari kanker payudara primer dengan batas jaringan payudara normal, penilaian KGB aksila, disertai dengan adjuvan berupa terapi radiasi.
Reseksi tumor primer juga disebut dengan reseksi segmental, lumpektomi, mastektomi parsial, dan tylectomy. Bedah konservasi ini merupakan standar terapi pada pasien dengan stadium I atau II kanker payudara invasive. Pasien dengan DCIS hanya membutuhkan reseksi tumor primer dan radioterapi adjuvant.

Mastectomy and Axillary Dissection
Skin-sparing Mastectomy atau mastektomi yang menyisakan jaringan kulit menghilangkan seluruh jaringan payudara, termasuk kompleks putting-areola, dan hanya 1 cm kulit sekitar bekas eksisi. Tingkat rekurensinya < 2% apabila dilakukan pada stadium T1 sampai T3.
Mastektomi total (simple) mengangkat seluruh jaringan payudara, kompleks putting-areola dan kulit.
Extended simple mastectomy mengankat seluruh jaringan payudara, kompleks putting-areola, kulit dan KGB aksila level I dan II.
Halstead Radical Mastectomy mengangkat hampir seluruh jaringan payudara dan kulit, kompleks putting-areola, m. pektoralis mayor dan minor, serta KGB level I, II, dan III.
Pasien dengan tumor primer yang memiliki komponen intraduktal yang luas dapat menjalani mastektomi karena tingginya angka kegagalan lokal pada payudara ipsilateral setelah terapi konservasi payudara.  pasien dengan kanker yang luas dan mencakup area subareolar dan sentral serta primer yang multisenter juga dilakukan mastektomi.

Modified Radical Mastectomy
Pada mastektomi radikal termodifikasi, kedua musculus pektoralis mayor dan minor dipertahankan, dan KGB yang diangkat hanya level I dan II saja. Modifikasi Patey mengangkat m. pektoralis minor dan terhadap KGB level III dilakukan diseksi. Dengan dilakukannya MRM, n. pectoral median dipertahankan.

Tatalaksana Non-Bedah
Radioterapi
Dapat digunakan pada semua stadium kanker payudara.

Kemoterapi
Beberapa obat yang digunakan dalam kemoterapi: Adriamycin (doxorubicin), cyclophosphamide, epirubicin, 5-fluorouracil, methotrexate, taxol (placlitaxel).
Adjuvan
Kemoterapi adjuvant mengurangi kemungkinan rekurensi dan kematian pada wanita usia 70 atau lebih muda dengan kanker payudara stadium I, IIA, atau IIb.
· KGB positif: direkomendasikan dengan atau tanpa tamoxifen.
· KGB negatif: tidak direkomendasikan karena kurang bermanfaat jika tumor 0.5 cm atau lebih kecil. Direkomendasikan pada KGB negative dengan tumor 0.6 – 1.0 cm dan memiliki faktor prognostic buruk.

Pasien dengan kanker yang reseptor hormone – negatif dan > 1 cm, direkomendasikan kemoterapi. Namun, pasien dengan reseptor hormone positif dan KGB negative ukuran 1-3 cm merupakan kandidat tamoxifen dengan atau tanpa kemoterapi. Saat ini rekomendasi untuk stadium IIIa operable adalah MRM dengan kemoterapi adjuvant yang mengandung doxorubicin diikuti dengan radioterapi.

Neoadjuvan
Neoadjuvan berarti dilakukannya pembedahan diantara kemoterapi.

Terapi antiestrogen
Terapi antiestrogen (tamoxifen) diindikasikan pada kanker payudara stadium IV. Pada kanker > 3 cm, tamoxifen dapat diberikan dengan kemoterapi adjuvant. Namun pada kanker yang reseptor hormon-negatif dengan metastasis organ visceral yang simptomatik atau dengan refrakter hormone, maka dapat diberikan kemoterapi sistemik. Pamidronate diberikan pada metastasis tulang osteolitik sebagai tambahan terapi hormonal atau kemoterapi.

Referensi
Ramli HM. Kanker payudara. Dalam: Kumpulan kuliah bedah. Jakarta; Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 322-40

Regards
Blog Dokter Sobri

No comments:

Post a Comment

# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.

# Terima Kasih