Blog Dokter Sobri
Anak-anak tenggelam? apakah tidak bisa berenang? begini peristiwa tenggelam menyebabkan kematian
PENDAHULUAN
Pada
zaman terkini di seluruh bagian dunia, kasus tenggelam adalah salah satu kasus
kematian terbanyak yang menimpa anak-anak dan remaja. Tenggelam merupakan salah
satu faktor penyebab angka kematian pada penyelam, nelayan dan pekerjaan yang
terfokus sama lautan atau perairan. Tenggelam akan berdampak pada
kardiopulmonal, neurologis dan lambung pasien. Pada pemicu ke 5, pasien
tenggelam sehari sebelumnya telah mengalami aspirasi cairan yang akan
menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan pada paru-paru dikarenakan konsumsi
dari cairan atau bahan yang menyebabkan pasien mengalami aspirasi cairan.
Berikut merupakan outline yang akan dibahas pada LTM yaitu :
1.
Patofisiologi aspirasi
cairan
2.
Manifestasi klinis
aspirasi cairan
3.
Keterkaitan dengan pemicu
4.
Kesimpulan
ASPIRASI
CAIRAN
Aspirasi
adalah pindahnya atau terjadinya misdirection
dari orofaringeal atau isi dari lambung ke laring dan saluran pernapasan bawah.
Terjadinya sindrom aspirasi tergantung dari material aspirasi yang masuk,
frekuensi aspirasi dan pertahanan saluran pernapasan dari host.1 Pada pasien yang tenggelam akan terjadi aspirasi
yaitu berupa mikroaspirasi, pada pasien yang lansia akan terjadi pengurangan
aktivitas untuk refleks batuk yang akan berakibat pada penurunan elastisitas
paru dan penurunan komplians dada paru. Pada kejadian akan terjadi penyakit
berupa aspirasi pneumonia dan akan di ikuti dengan dispnea dan hipoksia.2
Aspirasi sangat berkaitan erat dengan tenggelam
dan aspirasi isi lambung yang dalam bahasa awam di kenal dengan tersedak. Pada
tenggelam atau drowning dapat terjadi
refleks untuk aspirasi dikarenakan beberapa faktor berupa panik, kedalaman
tenggelam dan sebagainya karena bisa disebabkan pasien tenggelam mengalami
asfiksia. Near drowning di asumsikan
sebagai pasien tenggelam yang selama dari episode akut yang akan mengakibatkan
terjadinya disfungsi organ tubuh.3
PATOFISIOLOGI
ASPIRASI CAIRAN
Prinsip terjadinya patofisiologi dari
tenggelam karena adanya pemanjangan hipoksemia
dan asidosis. Setelah terjadinya gasp
awal atau hembusan nafas awal dan
kemungkinan aspirasi, terjadinya hiperventilasi di ikuti dengan apnea dan
laringospasme. Hal ini akan berujung pada hipoksemia. Kondisi pasien dapat
parah tergantung akan derajat hipoksemia dan resultasi asidosis yang kelamaan
akan timbul disfungsi miokardium jantung dan instabilitas elektris dari jantung
dan terjadinya iskemia CNS. 4
Asfiksia dapat menimbulkan terjadinya
relaksasi jalan napas sehingga paru mengambil air yang banyak sehingga di sebut
Wet
drowning. Pada kondisi Dry Drowning pasien tidak
mengaspirasi cairan karena sekitar 10-20% pasien tenggelam atau individu dapat
menjaga keketatan laringospasm sehingga timbul cardiac arrest.
Pada beberapa kasus pada anak-anak
usia muda atau remaja yang tenggelam dalam air dingin dengan suhu sekitar
<160C akan mengalami apnea, bradikardi, vasokontriksi jaringan
yang akan mengarah pada sirkulasi koroner dan serebral.4
Patofisiologi gejala yang dialami
pasien karena tenggelam yaitu dimulai dengan masuknya cairan air laut melalui
rongga hidung atau mulut sehingga terjadinya aspirasi cairan yang akan
mengakibatkan penurunan tekanan oksigen dengan cepat. 5,6
Cairan yang di aspirasikan kedalam paru
menghasilkan vasokontriksi pulmoner hipertensi pulmoner yang dimediasi oleh
refleks vagal. Hipertensi pulmoner tumbul sebagai tahap sekunder akibat pelepasan
dari sel mediator inflamasi.4,5
Cairan tersebut akan pindah dengan cepat
melalui membran alveoli kapiler kedalam mikrosirkulasi yang akan berdampak pada
kerusakan surfaktan dimana akan menimbulkan atelektasis , penurunan komplians
paru dan instabilitas alveolar dalam bekerja sehingga terjadi kerusakan
struktur paru akibat aspirasi cairan tersebut.4,5
Pada pasien akan terjadinya komplians
paru menurun, membran dasar alveolus rusak yang akan menginduksi terjadinya
hipoksia dimana dapat terjadi bronkospasme. Rusaknya alvoelus akan
mengakibatkan terjadinya tidak aktif surfaktan dan bisa mencapai hilangnya
surfaktan sehingga kemampuan komplains menurun diakibatkan kolapsnya alveoli.4,5
Jika periode iskemik terbatas maka secara cepat individu atau pasien akan
mengalami hipotermia. Selain itu, pada pasien akan mengalami terjadinya
ketidakseimbangan ventilasi perfusi yang dapat berujung pada hipoksemia.3
Dari gambar di atas dapat dilihat
bahwa pada kebanyakan kasus tenggelam akan mengalami panik dan berusaha untuk
mempertahankan hidupnya yang akan berdampak pada breatholding untuk survive. Kebanyakan kasus akan mengalami
aspirasi sekitar 85% dan minornya sekitar 15% untuk mempertahankan hidupnya
dengan laringospasm. Namun pada akhirnya akan ebrujung pada hipoksemia.5
Pada pasien yang mengalami hipoksemia
akibat aspirasi cairan dari tenggelam akan mengalami peningkatan permeabilitas
membran, eksudasi protein, edema paru.
Pada persentasi diatas dapat dilihat
bahwa kebanyakan kasus yang dialami yaitu terjadinya aspirasi dan sedikit
terjadinya pneumotoraks untuk kasus tenggelam.5
Patogen atau mikroba yang dapat masuk akibat
sindrom aspirasi berupa aeromonas, pseudallescheria, dan burkholderia yang
meruapakan salah satu porsi signifikan untuk terjadinya pneumonia.1,2
Pada near drowning air laut,
terjadinya kerusakan reaksi pembersihan surfaktan berupa eksudat yang secara
cepat menuju ke dalam alveoli dan insterstisial pulmoner. Tenggelam akan memicu
refleks menyelam untuk mamalian. Refleks tersebut didesain sedemikian rupa
untuk melindungi tubuh dengan efek refleks ini lebih besar dalam air dingin
daripada air hangat.6 Pada pasien atau individu yang tenggelam akan
berusaha menahan nafasnya dan mencoba untuk mendapatkan udara sehingga
menimbulkan reaksi panik termasuk rapid
body movement. Kedaan tubuh manusia yang ingin mencari oksigen atau membutuhkan
kadar lebih banyak oksiden untuk homeostasis akan mengakibatkan terjadinya
penurunan waktu sadar. Pada pasien yang mengalami inhalasi air akan terjadinya
aspirasi karena pasien akan berusaha membatukkan air atau mengunyahnya secara
tidak sadar yang mengakibatkan air akan dapat memasuki jalur napas manusia.
Selama air memasuki saluran pernapasan pasien, sadar atau tidak sadar pasien
akan mengalami laringospasme, dimana laring dari vokal kords berkontriski dan
menutup saluran udara. Hal ini untuk mencegah untuk terjadinya pemasukkan air
ke paru.4
Faktor
lain yang menyebabkan pasien mengalami ketidaksadaran diri selain kadar oksigen
yang rendah yaitu terjadinya barotrauma di telingga tengah dan dalam. Hal ini
dapat terjadi apabila pasien atau individu merupakan seroang penyelam yang
menyelam jauh di bawah lautan. Menurut hukum dalton bahwa setiap terjadinya
tekanan atmosfer ke bawah laut 1 atm = 10 meter ke arah bawah laut dapat
berakibat pada penekanan tekanan air yang sengaja di tekan untuk di jaga
keseimbangan karena telinga merupakan alat keseimbangan dari manusia.
Terjadinya ketidakseimbangan apabila sudah mencapai 20 meter dibawah laut yang
berakibat pada kerusakan jaringan di telinga dan perdarahan sehingga memblok
tuba eustchian. Seperti yang diketahui bahwa dalam rongga laring terdapat
ostium tuba auditiva yang jika terjadi perdarahan akibat penyelaman yang dalam
akan terjadi refleks pertahanan tubuh
yaitu batuk yang berdampak pada aspirasi cairan.7
MANIFESTASI
KLINIS ASPIRASI CAIRAN
Pada
umumnya pasien tenggelam mengalami ketidaksadaran diri. Kondisi gejala pasien
yang tenggelam maupun sesudah di tolong berupa diberikan CPR ataupun intesive care akan mengalami gejala
berupa batuk yang disertai dengan ekspektorasi, demam, malaise dengan anorexia,
nausea atau muntah-muntah, sianosis, kepala sakit, dan sakit atau nyeri di
seluruh tubuh. Kebanyakan komplikasi pasien tenggelam mengalami pneumonitis,
abses paru dan empiema. Pada aspirasi cairan terjadi fase pertama yang akan
mengakbatkan infeksi yatu pneumonitis. 1,2,3,4
KETERKAITAN
DENGAN PEMICU
Secara
garis besar dari patofisiologinya bahwa pasien akan mengalami batuk, sesak
napas yang akan berujung pada nyeri. Batuk berdahak dan dahak kental dapat
diakibatkan masuknya mikroba yang dapat mengakibatkan terjadinya aspirasi
pneumonia.1
KESIMPULAN
Pasien tenggelam akan mengalami aspirasi carian (85%)
sehingga terjadinya penurunan kesadaran akibat oksigen yang cepat menurun
disertai sesak napas dikarenakan aspirasi.5 Pada pasien yang
tenggelam perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengecek apakah adanya atau
terdapat mikroba yang dapat mengakibatkan terjadinya aspirasi pneumonitis.
REFERENSI
Marik
EP. Aspiration pneumonitis and pneumonia: a clinical review. N Engl J Med.
2001;344(9):665-672.
Porth
CM, Matfin G. Pathophysiology, Concepts of Altered Health States, 8th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, a Wolters Kluwer Business;
2009. Chapter 21, Alteration in respiratory function: Disorders of gas exchange.
p. 394-396.
Varon
J, Marik PE. Complete neurological recovery following delayed initiation of
hypothermia in a victim of warm water near-drowning. Resuscitation. Mar
2006;68(3):421-3.
Salomez
F, Vincent JL. Drowning: a review of epidemiology, pathophysiology, treatment
and prevention. Resuscitation. 2004:261-268.
Weinstein
MD, Kreiger BP. Near-drowning: Epidemiology, pathophysiology and initial
treatment. The journal of emergency medicine. 1996;(14):461-467.
Fishman
AP, Elias JA, Fishman HA, Grippi MA, Senior RM, Pack AI. Fishman’s pulmonary
diseases and disorder. 4th ed. New York : McGraw Hill Companies; 2008.Chapter
122 aspiration, empyema, lung abscesses and anaerobic infections. p. 2150-2154.
Bove
AA, Neuman TS. Diving Medicine. 5th edition. Philadelphia. In: Textbook of
respiratory medicine; 2010 p. 16884-87
No comments:
Post a Comment
# Silahkan berkomentar, bertanya dan kritik dengan sopan
# Disini anda boleh menyisipkan Link di kolom komentar
# Tetapi akan saya moderasi atau Review terlebih dahulu tiap komentar
# Jangan sampai komentar anda mengandung SPAM.
# Terima Kasih